MIX.co.id - Rayakan Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2024, Kementerian Kesehatan dan empat Asosiasi Medis bersama GSK Indonesia, perusahaan kesehatan global dengan pengalaman lebih dari 65 tahun pada vaksinasi, melakukan kampanye edukatif tentang pentingnya vaksinasi lengkap bagi seluruh kelompok usia.
Diungkapkan Manishkumar Munot, President Director dari GSK Indonesia, pada hari ini (15/5), di Jakarta, “Vaksin memiliki keunikan, karena seringkali memberikan manfaat tidak hanya bagi individu yang divaksinasi, tetapi juga manfaat tidak langsung bagi mereka yang belum menerima vaksin, atau memang tidak dapat menerima vaksin karena usia atau kondisi kesehatan. Kami akan terus berkomitmen untuk mendukung agenda pemerintah dan asosiasi kesehatan dalam menyukseskan Program Imunisasi Nasional 2024 agar terciptanya pemenuhan vaksinasi lengkap pada seluruh kelompok usia di Indonesia.”
Lebih jauh ia menjelaskan, vaksinasi memang merupakan salah satu cara yang paling Cost-Effective untuk meningkatkan standar hidup, kesehatan, dan prospek ekonomi akibat biaya perawatan yang lebih rendah untuk sistem kesehatan dan juga keluarga, yang dapat menghemat hingga US$ 6 miliar dalam biaya perawatan. Selain itu, masyarakat akan mendapat manfaat herd effect dari vaksinasi dan lebih sedikit wabah penyakit, yang akan bermanfaat untuk mencapai agenda transformasi nasional.
“Kami menyadari banyaknya pekerjaan penting, investasi, dan inisiatif yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah, asosiasi medis, dan masyarakat untuk mengubah paradigma dari penyembuhan ke pencegahan. Kami memahami bahwa kami tidak bisa melakukan ini sendirian, dan memerlukan tingkat kerjasama yang lebih kuat dan inklusif dari seluruh pemangku kepentingan--pemerintah, asosiasi medis, komunitas, dan pihak lainnya--untuk mendapatkan solusi kolektif, jalur percepatan akses vaksinasi yang lebih luas di segala usia," lanjutnya.
Oleh karena itu, tahun lalu, GSK telah meluncurkan kampanye AyoKitaVaksin untuk membantu pemerintah dalam edukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi. "Kami juga mempercepat ketersediaan vaksin inovatif untuk segala usia di Indonesia, dan bermitra dengan penyedia layanan kesehatan untuk memperluas akses vaksinasi. Forum Vaksin hari ini adalah langkah awal, bukan akhir, dari perjalanan kita menuju Indonesia Sehat," ucapnya.
Dituturkan dr. Mohammad Syahril Mansyur, Sp.P., MPH, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, pada hari ini (15/5), di Jakarta, “Pemerintah telah menyusun fokus agenda Program Imunisasi Nasional 2024, dengan tema ‘Untuk Seluruh Kelompok Usia’, serta mengantisipasi segala tantangan yang mungkin muncul dalam pemenuhan tingkat vaksinasi secara keseluruhan di kalangan anak-anak dan dewasa."
Pada kesempatan ini, Pemerintah juga menyampaikan dukungan atas inisiatif yang dilakukan oleh GSK Indonesia dalam memberikan apresiasi kepada para pemangku kepentingan terkait, mulai dari asosiasi hingga sektor swasta atas kontribusi dan kegigihan mereka dalam menyukseskan Program Imunisasi Nasional.
Sementara itu, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), salah satu Asosiasi Medis di Indonesia turut berkomitmen dalam menyukseskan Program Imunisasi Nasional melalui upaya peningkatan perlindungan bagi anak-anak dari Vaccine-Preventable Diseases (VPD). Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Vaksinasi IDAI, menerengkan, “Indonesia telah mengalami penurunan cakupan vaksinasi yang cukup berdampak pada target vaksinasi nasional, terlebih pada masa pandemi, Dari tahun 2018-2023, secara akumulatif jumlah anak yang tidak mendapatkan vaksinasi sama sekali mencapai 1,8 juta anak11. Oleh karena itu, IDAI akan mengimplementasikan serangkaian strategi, seperti menyampaikan pentingnya keterampilan komunikasi dokter dalam menginformasikan topik-topik terkait masalah vaksinasi untuk mengatasi keraguan dan disinformasi terhadap vaksinasi di masyarakat. Selain itu, IDAI juga mendorong dukungan dari Pemerintah agar dapat memperluas jangkauan akses vaksinasi dan memaksimalkan ketersediaan vaksin sesuai dengan pedoman terbaru.”
Dengan peringatan Pekan Imunisasi Dunia ini diharapkan lebih banyak diskusi antara masyarakat, dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya untuk membantu meningkatkan pemahaman tentang vaksinasi dan booster yang relevan bagi anak dan dewasa yang mungkin telah tertunda, terlewatkan, atau sekarang dijadwalkan. Dengan cara ini, keluarga dapat lebih terlindungi dari munculnya kembali penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin di masa depan.
Ditambahkan Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, KAI, FACP, Kepala Tim Vaksinasi Dewasa PAPDI, PAPDI berkomitmen untuk berkolaborasi dengan pemerintah, mitra swasta, para ahli, advokat, dan komunitas dalam memastikan lebih banyak masyarakat memahami pentingnya vaksinasi dan mengakses vaksin dewasa sesuai jadwal vaksinasi dewasa. Tenaga kesehatan juga melihat adanya perubahan pada masyarakat pasca-Covid 19. Masyarakat kini tau pentingnya vaksinasi
Untuk itu, Prof. Samsuridjal mengajak masyarakat untuk terus aktif dalam mendorong pemerintah maupun asosiasi medis untuk memberikan kelancaran pada hak masyarakat untuk melengkapi imunisasi. Selain itu, dukungan dari pemerintah juga dibutuhkan dalam penambahan lokasi vaksinasi dewasa, peningkatan jumlah vaksinator, dan ketersediaan vaksin dewasa khususnya untuk lansia sebagai program jaminan BPJS sehingga dapat tercapainya proteksi di seluruh kelompok usia.
Sementara itu, diimbuhkan dr. Taupan Ikhsan Tuarita, MH, Sekretaris Jendral Pengurus Harian PP PDUI, “Peranan Dokter Umum sebagai salah satu ujung tombak pelaksana vaksinasi di Indonesia pastinya menjadi peluang yang harus dimaksimalkan. Kami berkomitmen untuk proaktif dalam memastikan lebih banyak masyarakat teredukasi pentingnya vaksinasi untuk segala usia. Kami mengharapkan dukungan dari pemerintah agar dapat bersama-sama membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mempercepat pemahaman dan akses vaksinasi di fasilitas kesehatan primer, misalkan vaksinasi untuk petugas kesehatan dijadikan standar kesehatan agar tercipta capaian peningkatan vaksinasi di Indonesia.”
Selain dokter umum, pelaku tenaga kesehatan yang juga merupakan ujung tombak kesuksesan program vaksinasi di Indonesia adalah Bidan. Praktik dokter atau bidan menjadi fasilitas kesehatan yang paling banyak dikunjungi oleh anak-anak yang memiliki keluhan kesehatan dan memerlukan perawatan rawat jalan terutama mereka yang berada di pedesaaan.
Dijelaskan Dr. Indra Supradewi, MKM, Bendahara Umum PP IBI mengatakan, “Kami mendukung program pemerintah dan menjalankan peran dalam mengambil pendekatan yang persuasif untuk meningkatkan jumlah penerimaan dan permintaan vaksinasi di berbagai kalangan. Namun dengan kendala yang ada, kami berharap dukungan dari pemerintah dengan mengangkat kembali bidan-bidan untuk mengisi desa-desa di seluruh Indonesia, karena saat ini dari 8.300 desa di Indonesia hanya 50% desa yang memiliki bidan. Edukasi yang lebih luas dapat dilakukan oleh bidan kepada masyarakat tentang penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, manfaat vaksinasi pada semua usia, dan bagaimana menghadapi pasien tentang masalah vaksin, hingga keamanan vaksin."