Guerrilla advertising telah menjadi strategi pemasaran yang revolusioner di era digital. Dengan pendekatan kreatif dan biaya rendah, teknik ini mampu menarik perhatian audiens secara luas dan viral di media sosial. Bagaimana cara kerja guerrilla advertising dan mengapa semakin banyak brand menggunakannya?
.

.
Guerrilla advertising telah berkembang menjadi strategi pemasaran yang inovatif dan menarik perhatian di era digital. Berbeda dengan metode pemasaran konvensional, strategi ini memanfaatkan kreativitas, kejutan, dan pengalaman unik untuk menarik perhatian audiens dengan biaya yang relatif rendah.
Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya penggunaan media sosial, guerrilla advertising semakin mendapat tempat di hati para pemasar dan brand besar maupun kecil.
Seiring perubahan perilaku konsumen dan kemajuan teknologi, guerrilla advertising tidak lagi terbatas pada pemasangan iklan yang mencolok di tempat umum. Saat ini, kampanye guerrilla sering kali menggabungkan unsur digital dan interaktivitas untuk menciptakan pengalaman yang lebih mendalam bagi audiens.
Misalnya, McDonald’s di Malaysia menciptakan zebra cross berbentuk kentang goreng di kawasan Bukit Bintang. Visualisasi kreatif ini tidak hanya menarik perhatian pejalan kaki, tetapi juga menjadi objek viral di media sosial, memperkuat citra brand mereka di tengah kota besar (Jarašūnienė & Išoraitė, 2024).
Di Eropa, perusahaan jam tangan IWC memasang pegangan bus berbentuk gelang jam tangan mewah di dalam transportasi umum di Berlin. Ketika penumpang menggenggam pegangan tersebut, seolah-olah mereka sedang memakai jam tangan IWC, menciptakan pengalaman imersif yang meningkatkan daya tarik brand (Jarašūnienė & Išoraitė, 2024).
Dengan dominasi media sosial, guerrilla advertising kini lebih mudah menjangkau audiens dalam skala luas. Kampanye viral seperti "Share a Coke" dari Coca-Cola, yang mencetak nama pelanggan di botol minuman mereka, mendorong konsumen untuk membagikan pengalaman mereka di media sosial. Pendekatan ini bukan hanya meningkatkan penjualan tetapi juga membangun hubungan emosional dengan pelanggan (Jarašūnienė & Išoraitė, 2024).
Selain itu, stealth marketing atau pemasaran tersembunyi juga menjadi bagian dari strategi guerrilla advertising. Contohnya, dalam promosi film King Kong 3D, sebuah jejak kaki raksasa King Kong dibuat di pantai dengan efek khusus, menciptakan ilusi seolah-olah King Kong baru saja melewati tempat tersebut. Kampanye ini sukses menciptakan rasa penasaran dan perbincangan di berbagai platform media (Jarašūnienė & Išoraitė, 2024).
.

.
Traditional marketing membutuhkan investasi besar untuk kampanye iklan,...