Berlangsungnya pasar bebas atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) memiliki dampak positif dan negatif bagi industri PR. Dengan adanya MEA, lapangan kerja akan terbuka semakin lebar namun di sisi lain hal tersebut juga membuat persaingan industri semakin meningkat. Hal tersebut berlaku pula pada profesi humas atau Public Relations (PR).
Asosiasi Perusahaan PR Indonesia (APPRI) berkomitmen membangun keseragaman kompetensi perusahaan PR Indonesia agar mampu bersaing dengan para pemain luar
Para praktisi PR Indonesia diharapkan mampu mempersiapkan diri agar siap menghadapi tantangan dan mampu bersaing dengan negara-negara ASEAN. Untuk sebab itu, Asosiasi Perusahaan PR Indonesia (APPRI) sebagai organisasi yang mewadahi perusahaan-perusahaan PR di Indonesia berkomitmen untuk membangun keseragaman kompetensi perusahaan PR Indonesia agar mampu bersaing dengan para pemain dari luar negeri. Adapun salah satu strategi yang diterapkan ialah melakukan relaunching APPRI.
Pada acara relaunching tersebut, Ketua APPRI Tipuk Satiotomo mengungkapkan bahwa mereka hadir kembali dengan semangat baru untuk menata, membina dan menyatukan berbagai perusahaan PR yang ada di Indonesia. Adapun visi dan misi APPRI diwujudkan dalam wujud tiga pilar besar program kerjanya yang terdiri dari Edukasi, untuk mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki anggotanya agar dapat meningkatkan daya saing perusahaan sampai ke regional dan global. Yang kedua, membangun hubungan baik dan kemitraan dengan para pemangku kepentingan APPRI untuk menciptakan lingkungan yang strategis bagi APPRI dan para anggotanya. Ketiga adalah membuat akreditasi dan pedoman yang jelas bagi pengukuran kinerja PR agar relevan dengan hasil yang dibutuhkan klien.
”Kepengurusan yang baru dibentuk telah membuat pondasi berupa visi untuk menjadi organisasi yang mampu bersaing di pasar internasional dengan standar global dan misi menjadi pemain global yang dipertimbangkan oleh pasar internasional, dan yang paling penting industri perusahaan PR Indonesia menjadi tuan rumah di negaranya sendiri,” tegasnya," tutup Tipuk.