Jumlah wanita bekerja atau yang memiliki karir, belakangan makin tinggi. Merujuk data BPS DKI Jakarta tahun 2013, jumlah wanita bekerja mencapai 61%. Bandingkan dengan pria yang hanya 39% dari total 5,16 juta karyawan di DKI Jakarta. Dampaknya, tak sedikit wanita bekerja yang tak sempat memiliki waktu untuk memasak untuk keluarganya. Mereka pun membutuhkan makanan instan untuk santapan keluarga mereka.
Fakta menarik lainnya adalah data yang dilansir World Panel Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa pembeli frozen food atau makanan beku mengalami pertumbuhan. Ada 63% rumah tangga Indonesia di wilayah urban yang membeli frozen food. Sementara itu, dslan setahun, rata-rata rumah tangga Indonesia membeli frozen food sebanyak 11 kali.
Berangkat dari fakta itulah, Heat & Eat diluncurkan hari ini (17/12). Dijelaskan Nicolas Durupt, General Marketing Heat & Eat, “Kami ingin menjawab kebutuhan segmen urban yang butuh kepraktisan, namun tetap ingin masakan rumahan yang berkualitas. Yakni, dengan menghadirkan Heat & Eat, makanan beku siap saji hanya dengan memanaskan tujuh menit.”
Sebagai tahap awal, Heat & Eat hadir dalam 10 menu pilihan asli masakan rumah. Kesepuluh menu tersebut mewakili cita rasa dari berbagai wilayah Indonesia. Sebut saja, ayam balado dan daging rendang dari Padang, semur daging dari Betawi, ayam woku dan ayam rica merah dari Manado, tongseng dan gulai kambing dari Jawa, ayam bakar dan bumbu bali dari Bali, dan beberapa menu favorit lainnya.
Pilihan menu tradisional, diungkapkan Nicolas, bukan tanpa alasan. “Data Global @dvisor Omnibus oleh Ipsos tahun 2013 menyebutkan bahwa 49% orang Indonesia memilih makanan tradisional dan 34% orang Indonesia suka masakan rumah (home made). Itu sebabnya, 61% makanan favorit responden adalah makanan yang dikemas dengan kualitas masakan rumahan. Oleh karena itu, kami menghadirkan Heat & Eat untuk menjawab kebutuhan keluarga urban,” papar Nicolas.
Untuk menghadirkan kelezatan masakan rumahan secara otentik, ditambahkan Nicolas, maka bahan dan bumbu yang digunakan Heat & Eat adalah murni tanpa bahan pengawet. Selain itu, Heat & Eat diracik secara alami menggunakan rempah-rempah asli Indonesia dengan cita rasa sekelas kuliner nusantara.
“Harga yang kami tawarkan cukup kompetitif dengan harga restoran maupun delivery. Untuk menu daging, harganya mulai Rp 58 ribu hingga Rp 65 ribu. Sedangkan untuk menu ayam, harganya mulai Rp 32 ribu hingga Rp 60 ribu,” lanju Nicolas, yang menyebutkan ukuran produk terdiri dari 250 gr dan 500 gr.
Pada tahap awal, Heat & Eat telah hadir di sejumlah jaringan modern market seperti Ranch Market, Farmers Market, AEON City Mall, dan Hari-Hari. “Distribusi juga akan kami lakukan lewat reseller sebagai langkah penetrasi market. Dengan minimal pembelian Rp 800 ribu, konsumen berpeluang menjadi reseller Heat & Eat. Ke depan, kami juga akan menjual lewat eCommerce yang kini tengah marak,” terang Nicolas yang menargetkan penjualan Heat & Eat bisa mencapai Rp 10 miliar hingga Rp 12 miliar pada 2016 nanti.
Memasuki tahun kelima, Grab Business Forum 2024 hadirkan Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Suahasil Nazara…
MIX.co.id – Crane Lounge Jakarta, lounge ternama yang berlokasi di kawasan Jakarta Utara, menggelar mini…
MIX.co.id – Di Indonesia, sekitar 60% tenaga kerja, atau setara dengan sekitar 83 juta orang,…
MIX.co.id - Produsen alat kesehatan dan wellness, OSIM, berkomitmen untuk terus menyediakan produk canggih yang…
MIX.co.id - WOM Finance, anak perusahaan PT Bank Maybank Indonesia Tbk., telah mencatatkan kinerja positif…
MIX.co.id - Indonesia Financial Group (IFG)--Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi--berkolaborasi dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi…