MIX.co.id - Saat ini, value Bitcoin berhasil mengalahkan perusahaan minyak raksasa Saudi Aramco, perak, dan perusahaan Meta milik Mark Zuckerberg. Hal itu ditandai dengan aset crypto pertama dan terbesar, yaitu Bitcoin (BTC), terus memecahkan rekor dengan sempat menembus harga $99.655 atau Rp 1.579.731.000. Saat ini, Bitcoin masuk dalam jajaran 10 besar aset paling bernilai di dunia dan berada di posisi ke-7 dengan kapitalisasi pasar mencapai $1,824 triliun.
Dikatakan Head of Product Marketing PINTU Iskandar Mohammad, “Banyak faktor pendorong kenaikan harga Bitcoin, antara lain menangnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47, masuknya arus uang dari produk ETF BTC mencapai $2 miliar, mundurnya Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS Gary Gensler, hingga positifnya data makroekonomi khususnya di AS, yang seluruhnya meningkatkan ketertarikan investor untuk ikut berinvestasi pada Bitcoin.”
Menurut data dari Triple-A, jumlah orang yang memiliki aset crypto di seluruh dunia terus bertambah. Pada tahun 2023 jumlahnya sekitar 420 juta orang, kemudian di 2024 ini sudah naik hingga 34% atau mencapai 562 juta orang.
“Investor crypto yang masuk dalam kategori ritel, seringkali bertanya kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi pada Bitcoin, terutama karena volatilitas dan asumsi bahwa harga Bitcoin sudah terlalu tinggi. Namun, setelah mencapai harga tertingginya di $69 ribu pada November 2021, Bitcoin kembali menunjukkan ketahanannya dengan hampir mendekati harga $100 ribu. Ini membuktikan peran Bitcoin sebagai aset lindung nilai (store of value) serta memiliki potensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan aset lainnya,” imbuh Iskandar.
Jika dibandingkan dengan dua instrumen investasi seperti emas dan Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) Indonesia, Bitcoin unggul dari sisi return of investment (ROI) dalam 14 tahun terakhir. Harga per gram emas pada awal tahun 2009 sekitar Rp 322 ribu dan di tahun 2024 mencapai Rp 1.399.000 atau mencatatkan ROI 334,26%. Di sisi lain, IHSG Indonesia di tahun 2009 berada di sekitar 1.355 poin dan di tahun 2024 per 25 November ada di level 7.200 poin atau ROI di kisaran 431,37%.
Jika dibandingkan dengan ROI Bitcoin sangat jauh sekali. Sejak diluncurkan pada tahun 2009, Bitcoin hanya bernilai sekitar $0.000764 per BTC atau dengan kurs saat itu di Rp 10 ribu, harga BTC hanya sekitar Rp 7,64. Melaju ke 14 tahun mendatang di tahun 2024, harga BTC menyentuh $99,655 setara Rp 1.579.731.000 yang berarti persentase kenaikannya sebesar 13 miliar persen.
“Menyambut tahun 2025, saat ini BTC masuk dalam fase bullish, investor dan trader crypto dapat memaksimalkan keuntungan investasinya dalam fase saat ini. Untuk trader pro, aplikasi PINTU menawarkan produk unggulan Pintu Pro Futures, yang memungkinkan trader berinvestasi pada derivatif crypto dengan leverage hingga 25x. Trader dapat mengambil posisi long atau short tanpa expiry date pada aset seperti BTC, ETH, SOL, dan lainnya. Selain itu, Pintu Pro Futures dilengkapi dengan fitur risk management, seperti indikator margin, auto close open order, dan kalkulasi margin yang transparan, untuk membantu pengguna mengelola risiko likuidasi secara lebih efektif,” ungkap Iskandar.
“Bagi trader yang mencari platform dengan fitur canggih, Pintu Pro menawarkan pro charting, order book, berbagai tipe order, hingga portofolio tracker dengan interface yang user-friendly, sehingga memberikan pengalaman trading terbaik bagi penggunanya. Terakhir, bagi investor pemula, aplikasi PINTU menyediakan solusi investasi crypto dengan tampilan intuitif dan akses ke ratusan aset crypto, termasuk Meme koin. Dengan aplikasi PINTU, pengguna dapat dengan mudah memulai perjalanan investasi crypto,” pungkasnya.