MIX.co.id - Asia Pacific Personal Habits Survey 2022 terhadap 5.500 konsumen di seluruh kawasan Asia Pasifik yang dirilis Herbalife Nutrition mengungkapkan bahwa hampir seperempat responden pernah mengalami sistem kekebalan yang lebih lemah selama pandemi. Survei ini juga menjumpai fakta bahwa mendukung kekebalan tubuh secara umum merupakan alasan utama dari konsumen yang meningkatkan konsumsi vitamin dan suplemen selama pandemi.
Berangkat dari fakta itu, Herbalife Nutrition meluncurkan produk suplemen terbarunya, Immunoturmeric, pada hari ini (15/12) di Indonesia. Produk baru tersebut akan semakin melengkapi rangkaian suplemen nutrisi yang telah dihadirkan Herbalife.
Dituturkan Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia Andam Dewi, saat ini konsumen mengonsumsi lebih banyak suplemen nutrisi untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran mereka, mereka juga menjadi lebih cerdas tentang kualitas dan efektivitas produk.
“Peluncuran produk Immunoturmeric merupakan komitmen kami untuk memberikan produk nutrisi berkualitas tinggi yang didukung ilmu pengetahuan dan para ahli nutrisi untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus berkembang saat ini. Mulai dari memastikan sumber bahan baku yang berkualitas, hingga mengadopsi teknologi canggih yang dipandu oleh program Seed to Feed, yang mencakup kontrol kualitas,” urainya.
Lebih jauh ia menjelaskan, Immunoturmeric dikembangkan dengan bahan baku terbaik, dibudidayakan oleh petani kunyit di Jawa Tengah, Indonesia. Bahan utama yang digunakan dalam produk, yaitu Kurkumin, yang merupakan senyawa yang ditemukan dalam ramuan kunyit dan telah lama digunakan untuk kualitas antioksidan dan anti-inflamasi, serta memiliki kemampuan untuk mengatur fungsi kekebalan tubuh.
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik Reri Indriani menerangkan, ”BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) sebagai otoritas pengawasan obat dan makanan berkomitmen secara konsisten mendukung riset obat bahan alam dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). BPOM melakukan pengawalan riset dengan memberikan pendampingan bagi para peneliti dan pelaku usaha terkait pemahaman terhadap regulasi.”
Lebih lanjut, Reri juga menyampaikan bahwa BPOM juga lebih proaktif menjangkau stakeholders, menerapkan agility, serta me-review regulasi guna mendukung pengembangan hingga komersialisasi produk, dengan tetap mengedepankan pemenuhan terhadap standard keamanan, manfaat, dan mutu.
BPOM juga mendorong pemanfaatan komponen produk yang berasal dari sumber daya alam lokal di dalam negeri yang diharapkan memberikan multiplier effect dari hulu ke hilir. Mulai dari budidaya tanaman, peningkatan kapasitas petani, pengembangan industri ekstrak bahan alam, dan tentunya berdampak pada penyerapan tenaga kerja.
Researcher Immunoturmeric dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Dewi Setyaningsih menuturkan, produk ini merupakan hasil sinergi Pentahelix yang melibatkan perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha, masyarakat, dan media, yang menjadi kunci dalam mendorong kemajuan dan kemandirian bangsa di bidang kesehatan.
Produk Immunoturmeric diformulasikan untuk menjaga kesehatan dan stamina kekebalan tubuh. Setiap kapsul Immunoturmeric terdiri dari 336mg rimpang curcuma domestica (curcuma longa) dalam partikel berukuran nano. Produk ini juga hanya menggunakan bahan-bahan alami, tidak mengandung pewarna makanan atau penyedap tambahan.
“Immunoturmeric ini menjadi sangat spesial dan menjadi kebanggaan, karena selain menjadi produk lokal pertama yang menggunakan bahan baku hasil alam asli Indonesia, produk ini merupakan hasil kolaborasi dari berbagai sektor, seperti akademisi, pemerintah, dan industri. Setelah diluncurkan di Indonesia pada hari ini, kedepannya diharapkan dapat segera diluncurkan secara progresif di beberapa negara di kawasan Asia Pasifik, sehingga semakin memperkuat komitmen kami untuk berkontribusi pada peningkatan ekonomi dan kearifan lokal,” pungkas Andam.