HSBC Ungkap Tiga Langkah Penting agar Ekonomi Pulih Maksimal

MIX.co.id - HSBC resmi menggelar program “HSBC Summit 2021” secara virtual pada hari ini (25/8). Mengusung tema “Driving Indonesia’s Economy as ASEAN’s Growth Powerhouse”, program ini menghadirkan sejumlah pembicara pakar. Antara lain, pembicara kunci, Seth Godin, yang merupakan pengusaha sekaligus penulis buku pemasaran ternama asal Amerika Serikat.

Pada kesempatan itu, Seth Godin menegaskan bahwa tools pemasaran yang sangat powerful adalah Remarkability, yakni perpaduan antara desain, empati, dan leadership. Dia juga mengingatkan bahwa saat ini, story menjadi krusial, karena masyarakat “membeli” story dari brand, bukan apa yang brand bisa buat. Selain itu, konsistensi adalah hal yang paling dibutuhkan konsumen saat ini.

Dari HSBC Summit 2021 ini terungkap juga bahwa Indonesia berpotensi menjadi tujuan investasi utama bagi para investor asing. Dengan catatan, Indonesia dapat mempertahankan fokus pada reformasi yang ramah pertumbuhan dan terus melakukan transformasi dalam mengatasi hambatan-hambatan pada sektor perdagangan dan kewirausaahan.

“Indonesia berhasil memposisikan diri dengan baik untuk bangkit dari Covid-19 dan memulai kembali pertumbuhan ekonomi yang pesat. Tetapi, ada tiga hal penting yang harus ditangani untuk memaksimalkan momentum pemulihan ini, yaitu investasi yang berkelanjutan, transformasi dalam penyederhanaan regulasi, dan konektivitas digital,” papar Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Francois De Maricourt.

Lebih jauh ia menegaskan, ada tiga langkah krusial yang dapat dilakukan Indonesia untuk memaksimalkan pemulihan ekonomi akibat pandemi. Pertama, pemangku kebijakan dan bisnis harus fokus pada memastikan bahwa kombinasi ekonomi yang berkelanjutan dan hasil investasi Indonesia menjadikan Indonesia tujuan yang menarik bagi permodalan global, yang tertarik untuk menciptakan hasil/laba secara berkelanjutan. Sebab, diperkirakan bahwa hampir separuh dana yang dikelola dunia – sekitar US$43 triliun – disalurkan untuk hasil yang berkelanjutan. Dorongan kemungkinan akan meningkat setelah laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang diluncurkan bulan ini, yang mengungkapkan bahwa tujuan Paris Agreement tidak akan tercapai tanpa pengurangan emisi secara siginifikan dan cepat.

Kedua, penting bagi pemerintah untuk terus menciptakan ekosistem yang memungkinkan ecommerce dan konektivitas digital berkembang pesat. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna internet tertinggi di dunia yaitu sekitar 196 juta, namun lebih dari seperempat populasi belum beranjak online. Selain itu, Indonesia hanya menempati urutan ke-56 di dunia dalam hal akses ke teknologi. “Upaya untuk meningkatkan infrastuktur, baik secara fisik dan kebijakan, seperti peluncuran konektivitas 4G ke 4,000 kabupaten dan sub-divisi tahun ini, merupakan langkah menuju ke arah yang tepat,” ungkapnya.

Ketiga, terus berfokus pada langkah-langkah untuk mengurangi hambatan non-tarif. Contohnya, perjanjian perdagangan bebas yang baru ditandatangani Indonesia, akan memberikan manfaat dan menjadi panutan bagi kawasan ASEAN. Studi IMF 2019 memperkirakan bahwa jika Asia dapat mengatasi hambatan perdagangan dan investasi asing, hal itu akan mendorong pertumbuhan regional sebesar 15 persen.

Ditambahkan Joseph Incalcaterra, Chief Economist ASEAN HSBC Global Research, “Selagi kawasan ASEAN, termasuk Indonesia, terus menghadapi tantangan besar akibat pandemi dan ketidakpastian ekonomi global, dengan mempercepat distribusi vaksin dan terus melakukan reformasi ekonomi, Indonesia dapat membangun landasan untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Kami semakin optimis dengan prospek pemulihan ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)