Hybrid Working Diprediksi Jadi Tren di 2021

Studi yang dirilis Cisco, baru-baru ini, menunjukkan bahwa 58% karyawan akan bekerja dari rumah selama 8 hari atau lebih setiap bulan pasca pandemi Covid-19. Hal tersebut membuat para pekerja dihadapkan dengan penerapan hybrid working saat masyarakat mulai banyak melakukan berbagai aktivitas di luar rumah. Masih berdasarkan studi tersebut, 77% organisasi besar akan meningkatkan fleksibilitas kerja, sedangkan 53% organisasi besar akan memperkecil ukuran kantor. Tak heran, jika peran digital collaboration tools diprediksi akan menjadi semakin krusial bagi masyarakat dalam menjaga produktivitas, khususnya di masa post normal ke depan.

Diungkapkan DR. Devie Rahmawati, Peneliti Sosial dan Komunikasi, situasi pandemi Covid-19 adalah jembatan terhadap masa depan dan akselerator untuk transformasi digital. Situasi tidak akan kembali seperti sebelum adanya pandemi, namun masyarakat akan terus beradaptasi pada perubahan zaman dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital.

"Masyarakat telah menjadi pribadi yang adaptif di tengah ketidakpastian akan pandemi dengan beradaptasi pada perubahan melalui cara-cara baru untuk menjalani aktivitas kesehariannya. Mulai dari penerapan cara bekerja dari rumah, sekarang masyarakat mulai menyongsong penerapan model kerja hybrid atau disebut dengan hybrid working yang membuka kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Dengan konsep yang fleksibel, model kerja ini muncul sebagai jawaban terhadap era baru," yakin Devie.

Sementara itu, dikatakan Roestiandi Tsamanov, CEO Rumah Siap Kerja, nilai kepemimpinan sangat penting dalam menentukan performa bisnis ke depan, terlebih di era post normal yang akan memberikan perubahan besar di industri. Sebagai seorang pemimpin perusahaan maupun UMKM, perlu berfikir secara solutif di tengah tantangan yang sedang dihadapi untuk tetap bertahan dan menjaga kestabilan bisnis. Komunikasi juga harus dibangun secara terus menerus agar mempererat hubungan antar pegawai dan perlu adanya penerapan teknologi yang baik untuk mendukung hal tersebut.

"Inisiatif yang dapat dilakukan dalam beradaptasi pada era cara kerja baru harus diperkuat dengan indikator kerja utama yang tepat. Hal ini menjadi penting untuk tetap menjaga efektivitas dan efisiensi dalam bekerja, sekaligus menunjang karyawan untuk meningkatkan produktivitas dengan pengukuran yang ideal,” lanjutnya.

Dia pun percaya bahwa pelaku usaha perlu menentukan teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi, sehingga setiap rangkaian proses bekerja dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. “Kami melihat bahwa UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital terbukti dapat meraih peluang yang lebih besar. Melalui penerapan teknologi yang tepat, tantangan yang ada dapat diatasi dengan baik dan malah justru mejadi peluang untuk maju," yakin Tsamanov.

Untuk menjawab kebutuhan UMKM tersebut, platform kolaborasi digital, Lark, hadir sebagai inovasi cara kerja virtual yang mentransformasi cara berkolaborasi di tempat kerja dengan menggabungkan berbagai collaboration tools penting dalam satu platform yang saling terhubung.

"Dengan Lark, para pengguna dapat mengerjakan berbagai macam hal, mulai dari membuat dan mengedit dokumen, menerima email, mengirimkan pesan, mengelola agenda, hingga menelepon, serta melakukan video conference dalam satu aplikasi tunggal. Dengan demikian, perusahaan mampu memaksimalkan produktivitas karyawan dalam bekerja dan meningkatkan kompetensi digital dalam penerapan hybrid working," jelas Suryanto Lee, Senior Professional Service Consultant Lark.

Sampai saat ini, Lark, telah menghadirkan fitur seperti grup chat yang bisa menjangkau hingga 5.000 orang, panggilan video tanpa batas hingga 100 peserta, dan penyimpanan cloud gratis hingga 200GB yang memungkinkan para pengguna untuk berkolaborasi secara dinamis. Lark juga mampu menjadi pusat kontrol yang memungkinkan tahap kerja terotomasi seperti persetujuan, alur kerja, pengeluaran, dan data kehadiran dapat diintegrasikan.

“Untuk lebih meningkatkan kolaborasi, Lark juga memiliki fitur Magic Share, sebuah fitur unik yang memungkinkan tim untuk berbagi dan mengedit dokumen dalam video call secara real-time, sehingga membuat penerapan hybrid working menjadi lebih efektif. Semua fitur tersebut terintegrasi dengan baik dalam sebuah aplikasi tunggal yang tersedia di Mac, PC, iOS, dan Android,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)