MIX.co.id - Pengimpor kedelai Amerika Serikat akan menerima sertifikat Protokol Jaminan Keberlanjutan Kedelai (Soy Sustainability Assurance Protocol / SSAP), termasuk di Indonesia. Selain itu, SSAP tersebut juga dapat dialihkan kepada konsumen hingga sebanyak empat kali.
Kebijakan tersebut menjadi penting bagi konsumen kedelai Amerika Serikat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, yang telah lama mendorong wujud transparansi yang lebih luas dalam keberlanjutan atas produk yang mereka beli.
Perubahan pada SSAP yang diusung oleh Soy Export Sustainability, LLC, yang sebagian didanai oleh dewan kedelai nasional Amerika Serikat, memungkinkan konsumen untuk menyimpan pencatatan atas pembelian kedelai Amerika Serikat yang berkelanjutan, dan memanfaatkan pembelian tersebut untuk pemenuhan tujuan Lingkungan, Sosial, dan Tatakelola (ESG), dan melaporkan perkembangannya atas pencapaian tujuan tersebut.
Dessislava Barzachka, EA Sustainability Execution Manager Bunge, menegaskan bahwa kunci utama dari komitmen mereka dalam menerapkan rantai pasokan yang bertanggung jawab terletak pada kepastian pasokan produk yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya melakukan peningkatan dalam penerapan sertifikasi SSAP, didukung dengan metodologi yang transparan dan kredibel dalam mengukur kinerja yang berkelanjutan.
“Sertifikat yang dapat dialihkan (ditransfer) merupakan elemen kunci pada konsumen kami dan bisnis kami untuk melacak dan memverifikasi bahwa produk kedelai yang kami pasok telah dibudidayakan dalam cara yang berkelanjutan, yang mendorong keberlanjutan yang lebih kuat pada sistem pangan global," ujarnya.
Sertifikat SSAP yang dikembangkan di 2013 merupakan pendekatan agregat terverifikasi, diaudit oleh pihak ketiga, yang melakukan verifikasi produksi kedelai yang berkelanjutan dalam skala nasional. Sistem ini dirancang untuk menjaga keseimbangan berskala besar atas kedelai berkelanjutan yang terverifikasi dalam setiap transfer (pengalihan). Di samping itu, kalkulasi pemrosesan industri juga terpadukan di dalam sistem tersebut. Lembaga yang menerbitkan dan melacak sertifikat tersebut adalah Soy Export Sustainability, LLC.
Dalam jangka pendek perubahan ini dapat memenuhi kebutuhan para pembeli untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memasok kedelai yang berkelanjutan. Namun di jangka panjang, perubahan ini dapat mendorong permintaan atas produk mereka, yang didasari oleh preferensi konsumen pada produk-produk yang berkelanjutan.
Di bawah panduan SSAP, petani kedelai Amerika Serikat secara terus menerus meningkatkan kinerja keberlanjutan mereka, memastikan produk yang lebih berkelanjutan di masa depan. “Petani kedelai Amerika Serikat memiliki komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan, sehingga kami senantiasa mencari berbagai upaya untuk dapat mendukung usaha dalam melakukan verifikasi terhadap produk mereka. SSAP mampu melakukan fungsi tersebut, namun kini dengan sertifikat yang dapat ditransfer dan dialihkan, hal itu membolehkan verifikasi tersebut diteruskan kepada konsumen mereka," jelas Abby Rinne, Director of Sustainability, U.S. Soybean Export Council (USSEC).
Sementara itu, USSEC merupakan pendiri dan anggota dari Soy Export Sustainability, LLC yang berfokus pada upaya diferensiasi dan peningkatan preferensi produk, sekaligus meraih akses pasar untuk kedelai Amerika Serikat.