Incar Budget Traveler, Bobobox Targetkan 100 Cabang di 2020

Studi Google Temasek bertajuk “eConomy SEA 2019” mengungkapkan bahwa nilai bisnis online travel di kasawan Asia Tenggara mencapai $34,4 miliar di tahun 2019. Dari total nilai itu, $20,8 miliar berasal dari sektor online flight, $12,9 miliar dari online hotel, dan $0,7 miliar dari online vacation rentals. Tahun 2025, nilai bisnis online travel di Asia Tenggara diprediksi akan mencapai $78 miliar.

Yang menarik dari data Temasek Google tersebut, ternyata pertumbuhan paling signifikan di sektor online travel adalah budget hotels. Sejak 2016 hingga 2019, pertumbuhan budget hotels mencapai sembilan kali lipat. Di Indonesia, nilai bisnis online travel mencapai $6 miliar.

Bahkan, merujuk data World Travel & Tourism Council (WTTC), Indonesia masuk ke jajaran negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat, yakni berada di posisi 9 di dunia, 3 di Asia, dan nomor 1 di Asia Tenggara. Itu artinya, Indonesia mengalahkan Thailand, Filipina, dan Singapura.

Fakta itulah yang membuat Bobobox, perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang akomodasi dan pariwisata berbasis teknologi, optimistis dalam menggarap pasar online travel di Indonesia. Hadir sejak tahun 2017, saat ini Bobobox telah memiliki tiga cabang di Bandung (Pasir Kaliki, Dago, dan Cipaganti) dan dua cabang di Jakarta (Kebayoran Baru dan Pancoran).

Dipaparkan Indra Gunawan, CEO Bobobox, “Dua cabang di Jakarta ini baru kami buka pada November ini. Dengan dibukanya dua cabang tersebut, saat ini Bobobox memiliki total 326 pod (ruang kamar) yang bisa mengakomodasi hingga hampir 10 ribu penginap setiap bulannya.”

Lebih lanjut ia menerangkan, Bobobox menyediakan fasilitas tidur on-demand berbentuk penginapan kapsul modular yang terintegrasi dengan aplikasi dan memberikan pengalaman menginap yang kustom dan terstandardisasi bagi setiap penggunanya, mulai dari jenis kasur, warna lampu, hingga fitur pada aplikasi yang terintegrasi dengan sistem IoT (Internet of Things).

Lokasi yang strategis pengalaman terstandardisasi, dan harga yang terjangkau adalah tiga hal yang diinginkan setiap traveler. Menyasar budget traveler, maka harga per malam yang kami tawarkan terhitung terjangkau, yakni Rp 180 ribu per malamnya,” tegas Indra.

Respon masyarakat akan Bobobox pun tercatat positif. Di Bandung misalnya, Bobobox memiliki 130 pod di 3 cabang, yang tingkat huniannya mencapai 90% secara berkelanjutan. “Bahkan, 23% pelanggan kami adalah repeat buying atau kembali menginap hanya dalam kurun waktu satu bulan,” Indra mengaku.

Tak hanya Bandung dan Jakarta, ditabahkan Indra, Bobobox sudah berencana melakukan ekspansi ke berbagai daerah di Indonesia. “Kami menargetkan Bobobox akan hadir di 100 lokasi di Indonesia sampai akhir tahun 2020 mendatang. Beberapa kota besar yang kami sasar antara lain Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Bali,” ia menargetkan.

Target optimistis yang dipatok Bobobox tersebut akan dicapai melalui strategi kolaborasi. Oleh karena itu, Bobobox membuka kesempatan bermitra bersama pebisnis, baik individual maupun korporasi, untuk bergabung melalui konsep waralaba pembangunan outlet atau cabang baru Bobobox.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)