Guna menyambut Gerakan Masyarakat Membaca yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Educa Studio meluncurkan aplikasi edukatif bernama Marbel Belajar Membaca untuk membantu user dalam mengenal huruf, mengeja hingga membaca sejumlah kosakata yang disertai gambar dan animasi menarik. Mulai dirilis di platform Android dan iOS pada Senin, (26/10), di Jakarta, aplikasi ini menyasar segmen usia anak 6 – 8 tahun.
“Aplikasi Marbel Belajar Membaca kami rancang sebagai sarana pendidikan membaca yang mudah dipahami dan menyenangkan untuk semua kalangan, khususnya anak-anak,” tutur Andi Taru, CEO Educa Studio.
Latar belakang di balik lahirnya aplikasi tersebut, diungkapkan Andi, tidak lepas dari laporan yang dilansir Ditjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud tahun 2015, tercatat bahwa jumlah penduduk buta aksara nasional masih tersisa 3,76 persen atau sekitar 6.007.486 orang di akhir tahun 2014. Oleh karena itu, aplikasi ini bisa turut membantu masyarakat untuk bebas dari buta aksara dengan bantuan teknologi informasi.
Bahkan, data tersebut juga menunjukkan kemajuan pendidikan keaksaraan (basic literacy) yang cukup baik dalam menurunkan angka buta aksara dari 4,03 persen penduduk atau sekitar 6.165.406 orang di tahun sebelumnya. “Karenanya penting agar pendidikan keaksaraan untuk terus dikembangkan dengan menggunakan model apapun, termasuk aplikasi Marbel Belajar Membaca ini,” sebut Andi.
Menariknya, dalam aplikasi tersebut tidak hanya menyajikan materi dalam bentuk aksara yang monoton saja. Selain huruf, bentuk pembelajaran juga dilengkapi dengan audio visual dan gambar animasi. Selain itu, pengguna juga dapat mengasah kemampuan melalui permainan edukasi (games) yang disediakan, seperti bermain menebak suku kata, bermain katangkasan membaca, dan memisahkan suku kata.
Educa Studio juga meluncurkan fitur tambahan berupa materi belajar eja nama buah, eja nama sayur, eja warna, dan eja nama hewan. Selain penambahan fitur, Educa Studio secara konisiten melakukan optimasi performa dari Marbel Belajar Membaca, antara lain dengan meningkatkan standar rekaman suara dengan teknologi terkini sehingga suara menjadi lebih jernih serta menggunakan Intel NDK untuk versi Android agar kecepatan aplikasi menjadi lebih baik.
“Kami berharap Marbel Belajar Membaca dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat sehingga mampu berkontribusi terhadap penuntasan tuna aksara di Indonesia,” lanjut Andi Taru. Namun, Andi melihat bahwa saat ini terdapat beberapa wilayah yang menjadi priorotas penuntasan tuna aksara Kemendikbud yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Saat ini aplikasi Marbel Belajar Membaca telah diunduh oleh lebih dari 350,000 kali.