Traveling dan kamera, kini, menjadi dua hal yang tak terpisahkan. Mengingat, kamera merupakan salah satu kebutuhan utama bagi para traveler. Kebiasaaan mengabadikan momen traveling untuk kemudian di-share ke social media, sejatinya sudah menjadi keharusan bagi para traveler. Terutama, para traveler millennials—yang notabene “melek” digital dan social media.
Tak mengherankan, jika baru-baru ini, penelitian yang dilakukan Agoda terhadap 1.000 traveler millennials menunjukkan bahwa foto selfie dan wefie sangat popular di segmen tersebut. Pada penelitian itu terungkap bahwa 86% traveler millennials memilih memposting foto sendiri tanpa melihat ke arah kamera dan fotonya diambil oleh orang lain secara artistik, alias foto candid bergaya natural; 87% juga berfoto di hadapan tempat ikonik dengan gaya mengukur menggunakan telapak tangan; dan 57% dari mereka suka berfoto lucu di museum.
Fenomena yang terjadi di segmen travelers tersebut dicermati juga oleh produsen merek Olympus. Untuk itu, pada Mei ini, Olympus merilis produk anyarnya, kamera mirrorless Olympus OMD E-M10. Dipilihnya jenis mirrorless, diakui Marketing Manager Olympus Customer Care Indonesia Sandy Chandra, bukan tanpa alasan. Menurutnya, jenis mirrorless menjadi pilihan favorit travelers saat ini. Alasan utamanya adalah karena bentuk kamera mirrorless yang dinilai ringkas sebesar kamera saku, namun memiliki ketangguhan yang sama dengan kamera DSLR.
“Dengan demikian, mirrorless lebih hemat tempat dan juga ringan. Selain itu, kamera mirrorless membuat memotret human interest tidak canggung dan mudah berbaur dengan masyarakat karena tidak mencolok sebagai fotografer profesional, namun lebih dianggap seperti turis kebanyakan,” papar Sandy.
Diingatkan Sandy, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan saat travelers memilih kamera mirrorless. Bagian terpenting yang harus diperhatikan adalah sensor yang digunakan, karena akan sangat menentukan kualitas hasil foto. Selanjutnya, ketersediaan lensa kamera yang beragam. Hal yang tak kalah penting lainnya adalah image stabilization (IS).
Oleh karena itu, kamera mirrorless Olympus OMD E-M10 membenamkan teknologi Image Stabilization, yang dibuat untuk mengkompensasi goyangan (shake) kamera saat memotret agar hasil foto lebih tajam. “Secara garis besar fungsi IS berguna untuk mendapatkan hasil gambar yang stabil dan tajam ketika memotret dengan kondisi low light (yang membutuhkan slow speed) atau saat kondisi kamera terguncang ketika dalam mode video recording. Sehebat dan semahal apapun lensa, saat kamera mengalami shake maka hasil foto akan berkurang ketajamannya. Teknologi ini semakin penting bagi para traveller, agar mereka tidak perlu lagi membawa tripod saat bepergian,” pungkasnya.
Kini, diaku Sandy, teknologi IS semakin berkembang. Salah satunya, dipelopori oleh Olympus yang membenamkan IS pada body kamera dengan 5 axis. Salah satu teknologi IS 5-axis tersebut juga dibenamkan di kamera mirrorless Olympus OMD E-M10 Mark II. Teknologi 5 Axis yang terdapat pada body kamera Olympus OMD E-M10 Mark II bekerja dengan cara menggerakan image sensor sesuai arah gerakan pada sumbu x dan y, gerakan pitch (seperti gerakan mengangguk), yaw (seperti gerakan menggeleng), dan rolling (seperti gerakan lensa memutar).
“Berkat IS 5-axis pada OMD E-M10 Mark II, para travelers dapat memotret dengan kecepatan shutter lambat tanpa khawatir hasilnya blur. Ketika kamera sedang merekam video, gambar yang dihasilkan pun menjadi jauh lebih stabil layaknya perekaman movie oleh para professional. Selain itu, kamera menjadi ringan, karena tidak memerlukan alat stabilizer tambahan seperti gymbal dan lainnya yang justru menambah bobot dan biaya. Terpenting dari semua itu, tentunya gambar tetap berkualitas tinggi dan tetap tajam,” tutupnya.