Industri kreatif diproyeksikan menjadi penopang utama ekspor Indonesia pada masa mendatang di tengah pesatnya perkembangan ekonomi digital. Selain itu, industri logistik juga ikut tumbuh positif karena pemindahan barang dari produsen ke konsumen akhir membutuhkan logistik yang efisien dan tepat waktu.
Demikian kesimpulan Focus Group Discussion (FGD) JNE Kumpul Bareng Kawan Pers Nasional (JNE Keren) II bertema “Logistik Zaman Now: Bersaing Secara Global dengan Industri Kreatif” yang digelar di Grand Mercure Setiabudi Bandung, akhir Mei 2018 lalu.
Vice President Marketing JNE Eri Palgunadi menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan salah satu marketplace akan memilih 10 pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk dibina agar bisa maju di level nasional hingga internasional. "Kuncinya adalah user. Selama ini, barang yang dijual online sekitar 7%-10% barang yang dijual produk sendiri sedangkan 90% merupakan produk luar negeri," paparnya.
Ditambahkan, pihaknya membangun basis data pelanggan melalui JNE Loyality Card (JLC). "Meskipun cuma sebuah kartu tapi kami bisa tahu kebiasaan pelanggan dalam mengirimkan barang sekaligus bagaimana melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan," paparnya.
Menurut Kepala Subdirektorat Pengembanga Kota Kreatif Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Slamet Aji Pamungkas, pemerintah bakal mendorong monetisasi produk ekonomi kreatif di kancah global. Salah satu yang diusulkan Badan Ekonomi Kreatif adalah mengkampanyekan tahun 2025 Indonesia menjadi pusat busana muslim dunia. "Dan Bandung akan diusulkan sebagai kota fashion busana muslim di Indonesia," katanya.
Sementara entrepreneur fashion sekaligus selebgram Rima Bawazier mengakui, hasil karya desainer busana muslim Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan karya desainer asal luar negeri. Bahkan, hasil karya busana muslim miliknya banyak dikagumi warga AS keturunan Timur Tengah.