Industri Telekomunikasi Minus, Pendapatan XL Justru Tumbuh 1,1%

Di tengah kondisi industri telekomunikasi yang melesu dan dua kompetitor terbesarnya--Telkomsel dan Indosat--menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan Ebtida yang minus, PT XL Axiata Tbk. justru menunjukkan pertumbuhan positif, meski kenaikannya tipis.

Pertumbuhan pendapatan XL pada semester pertama 2018 mencapai 1,1% (YoY). Itu artinya, tumbuh di atas pertumbuhan pasar, di mana industri telekomunikasi di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang minus 12,3%. Sementara itu, dua kompetitornya, yakni Telkomsel menunjukkan minus 7,1% dan Indosat mencatatkan penurunan yang sangat tinggi, minus 31,3%.

Selanjutnya, pertumbuhan EBTIDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) XL juga menunjukkan kinerja yang positif. Di saat pertumbuhan EBTIDA industri telekomunikasi pada semester 2018 harus melorot, yakni minus 24,3%, EBTIDA XL justru tumbuh positif 1,7%. Sebaliknya, EBTIDA Telkomsel minus 18,2% dan EBTIDA Indosat malah menurun drastis, yakni minus 53,4%.

Serupa dengan catatan pendapatan dan EBTIDA-nya, pangsa pasar XL di pasar smartphone juga menunjukkan catatan positif. XL berhasil menempati peringkat kedua, setelah Telkomsel, dengan penguasaan pangsa pasar yang mencapai 16,9% pada kuartal keempat (Q4) 2017, 17,3% pada Q1 2018, dan 18,1% pada Q2 2018. Adapun Telkomsel, masih menempati peringkat pertama dengan pangsa pasar 68,1% di Q2 2018 dan Indosat harus turun menjadi 13,6% di Q2 2018 dari sebelumnya 13,9 di Q1 2018 dan 16, 3% di Q4 2017.

Sukses XL Axiata pada semester pertama 2018 ini, diakui Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk. Dian Siswarini, tak lepas dari konsistensi XL dalam menerapkan Agenda Transformasi 3R, yaitu Revamp the Core, Rise Up the Value Ladder, dan Re-invent Way to Play. Objektifnya, untuk menjadiksn XL sebagai penyedia layanan telekomunikasi data pilihan di Indonesia. "Strategi jangka panjang tersebut ditambah dengan manajemen biaya yang efektif dan manajemen keuangan yang sehat telah menghasilkan posisi keuangan yang kuat," yakinnya.

Bahkan, Dual Brand Strategy (XL dan Axis) yang awalnya sempat terseok-seok, menurut Dian, justru berhasil membawa XL sukses seperti sekarang. "Dengan strategi dual brand, kami dapat menawarkan layanan data dengan menyasar segmen yang beragam dan berbeda. Kami membuat layanan secara kustom sesuai segmennya, baik untuk segmen white collar, blue collar, premium, maupun youth," paparnya.

Strategi lainnya, lanjut Dian, adalah investasi dalam hal membangun jaringan infrastruktur. "Kami berhasil membangun jaringan infrastruktur hingga ke luar Jawa. Hasilnya, dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan tertinggi kami ada di luar pulau Jawa," pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)