Saat ini, tingkat adopsi IPv6 di Indonesia telah mencapai 15,30 persen pada 2024, dengan total 22.592.465 perangkat yang terhubung. Angka tersebut masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Malaysia, Vietnam, dan Thailand mencatat tingkat adopsi masing-masing sebesar 72,08 persen, 62,94 persen, dan 49,86 persen. Sementara itu, rata-rata adopsi IPv6 di kawasan Asia Tenggara mencapai 31,62 persen, dengan rata-rata global di angka 39,59 persen.
Oleh karena itu, menurut Aju, IPv6 Enhanced Net5.5G adalah kunci untuk mendukung integrasi teknologi masa depan dan menciptakan manfaat ekonomi besar, khususnya melalui transformasi digital. Untuk bersaing secara global, Indonesia perlu mempercepat adopsi IPv6 dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, industri teknologi, dan masyarakat.
Perkuat Sinergitas
Pada kesempatan yang sama, ASIOTI juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan Indonesia Digital Test House (IDTH) Komdigi yang bertugas melakukan pengujian perangkat elektronik.
PKS ini bertujuan memperkuat sinergitas dalam rangka kerja sama teknis dalam pengembangan sumber daya di bidang alat dan perangkat Internet of Things (IoT), penguatan substansi teknis dalam pengujian perangkat, serta keterlibatan bersama forum nasional dan internasional
Kepala Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi/IDTH Komdigi Syaharuddin menjelaskan, IDTH saat ini telah dilengkapi dengan fasilitas terkini untuk menguji berbagai fitur perangkat digital, seperti fitur telekomunikasi, radio frekuensi (RF), Electro Magnetic Compatibility (EMC), electrical safety, dan Specific Absorption Rate (SAR).
Menurutnya, IDTH telah menjadi bagian integral pengembangan ekosistem digital nasional, khususnya dalam bidang pengujian dan kalibrasi dengan metode dan standar internasional. “IDTH memiliki sejumlah kegunaan dan peran strategis dalam pengujian perangkat, salah satunya, adalah memastikan keamanannya,” ujar Syaharuddin.
Dalam kesempatan yang sama, Yan Jinzi dari Huawei Indonesia memperkenalkan Net5.5G sebagai langkah transformasi dalam membangun infrastruktur jaringan yang lebih tangguh dan terukur. Net5.5G mengintegrasikan inovasi seperti akses Wi-Fi 7-based 10Gbps campus network, AI Data Center Network, 400GE SRv6 and Slicing Transport Network, dan network slicing untuk menyediakan bandwidth yang lebih besar, dan latensi yang sangat rendah.
“Net5.5G adalah kerangka kerja ideal untuk mendorong inovasi teknologi seperti AI, IoT, kota pintar, dan layanan digital canggih. Pendekatan yang komprehensif ini selaras dengan ambisi digital Indonesia dan menciptakan infrastruktur yang kokoh untuk masa depan,” kata Yan.
Tenaga Profesional Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Lemhannas RI, Ferry Preska Wathan, Ph.D menjelaskan, pemanfaatan IPv6 Enhanced Net5.5G di Indonesia berpotensi memberikan berbagai dampak. Salah satunya, penggunaan data real-time, dan integrasi data untuk menghasilkan kebijakan yang tepat dan cermat. “Adopsi IPv6 Enhanced Net5.5G dapat membantu mewujudkan ekonomi digital yang inklusif bagi seluruh rakyat Indonesia. sekaligus memastikan akses internet dan teknologi ke seluruh pelosok Indonesia,” jelasnya.
Dalam kegiatan IPv6 Net Enhanced Net 5,5G Conference 2024, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bersama ASIOTI memberikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah mengadopsi IPv6 Enhanced Net5.5G dalam operasional bisnisnya.
MIX.co.id - Berawal dari satu gerai di area Kampus Trisakti pada September 2019, kini Smartfolks…
MIX.co.id – Amazfit, brand global dalam teknologi wearable, merayakan re-launching smartwatch Amazfit T-Rex 3 dengan…
MIX.co.id - Raisha Wirapersada memulai kariernya sebagai Fashion Stylist Assistant di Majalah Kartini pada 2010,…
MIX.co.id - Belakangan ini, tren yang tengah terjadi di industri laptop adalah laptop ber-body yang…
MIX.co.id - Aplikasi crypto all-in-one, PINTU, kembali mencetak kinerja positif sepanjang tahun 2024. Hal itu…
MIX.co.id - XL Axiata melalui XL Axiata Business Solutions dan Xanh SM berkolaborasi untuk menghadirkan…