MIX.co.id - Kembali mempertegas komitmennya terhadap nilai keberagaman dan inklusi, Citi Indonesia bersama BeritaSatu Media Holdings menggelar diskusi virtual “Accelerating Social Inclusion through Women Empowerment”, pada awal April ini.
Diungkapkan CEO Citi Indonesia Batara Sianturi, inklusi merupakan sesuatu yang sangat identik dengan Indonesia. Inklusi sosial juga menjadi kunci dalam memanfaatkan keberagaman untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
“Tugas kita semua adalah untuk dapat mewujudkan inklusi, baik di lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, hingga masyarakat. Salah satu poin inklusivitas di tempat kerja adalah peran perempuan dan penerapan prinsip kesetaraan gender, yang pada akhirnya akan menuntun pada penerapan konsep meritokrasi,” paparnya.
Lebih jauh ia menerangkan, data Bank Dunia tahun 2021 menunjukkan bahwa sekitar 54% perempuan usia produktif di Indonesia memilih untuk bekerja. “Melihat angka partisipasi perempuan dalam perekonomian Indonesia tersebut, Citi mempunyai keyakinan akan pentingnya peran perempuan dan kesetaraan gender dalam menjalankan bisnis. Citi berusaha secara konsisten untuk terus memperhatikan nilai-nilai tersebut, baik secara internal di lingkungan kerja maupun eksternal kepada publik dan klien,” ucap Batara.
Komitmen Citi Indonesia terhadap kesetaraan gender juga tercermin dari komposisi pegawai yang ada di Citi Indonesia. Sampai saat ini, 56% karyawan Citi Indonesia adalah perempuan yang tersebar di seluruh level dan peran. “Lewat CitiPeka (Citi Peduli dan Berkarya), perusahaan juga membantu memberdayakan perempuan di kalangan masyarakat,” katanya.
Dipaparkan Batara, CitiPeka adalah payung program kegiatan kemasyarakatan Citi Indonesia yang didanai oleh Citi Foundation. Sejak tahun 2018, program CitiPeka telah membantu sekitar 25.000 penerima manfaat dan 50,65% di antaranya merupakan perempuan.
“Oleh karena itu, kami berharap agar segala pihak mampu terus terlibat dalam membudayakan pentingnya inklusivitas dan kesetaraan gender untuk menghadirkan lingkungan yang mendukung bagi masyarakat Indonesia,” harapnya.
Sementara itu, Co-Chairwoman Citi Indonesia Women’s Network (IWN) Maryam Umar menegaskan bahwa kepemimpinan Citi baik secara global maupun di Tanah Air telah merefleksikan kesetaraan gender. CEO Citigroup Jane Fraser merupakan CEO perempuan pertama untuk bank-bank besar di Wall Street.
"Empat dari tujuh dewan direksi Citi Indonesia adalah perempuan. Ini bukan hal yang umum untuk melihat direksi yang didominasi perempuan khususnya di industri keuangan. Hasil fokus Citi dalam kesetaraan gender sudah terlihat dalam leadership, baik di tingkat global maupun lokal. Selain itu, Citi juga menjalankan program mentorship dan leadership development untuk mendukung kesetaraan gender di lingkungan kerja,” ujar Maryam.
Pada kesempatan yang sama, Leny N Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), mengungkapkan bahwa Data UNDPP menunjukkan Indonesia memiliki skor indeks ketimpangan gender atau gender inequality index (GII) sebesar 0,480 di tahun 2019. Skor GII ini menempatkan Indonesia di peringkat 121 dari 189 negara. Indeks pembangunan gender (IPG) Indonesia tahun 2010-2021 juga cenderung flat. IPG Indonesia hanya naik tipis dari 89,42 di tahun 2010 menjadi 91,27 pada 2021.
“Sebagai negara dengan jumlah penduduk besar, tentunya sangat penting untuk kita semua bersinergi bersama-sama mewujudkan kesetaraan gender. Kesetaraan gender akan terwujud dan di saat yang sama akan menjawab isu inclusiveness. Lewat diskusi virtual ini, kami berharap kita bisa mendukung kesetaraan gender. Dari sana, kita juga bisa melakukan koreksi dari berbagai angka-angka indeks tersebut,” yakin Leny.