Ini Lima Added Value ADEV Bersaing di Industri Maklon Kosmetik

Kosmetik menjadi salah satu industri yang paling seksi di Indonesia. Hal itu ditandai dengan pertumbuhannya yang mencapai double digit. Mengutip situs Kementrian Perindustrian, pada tahun 2018, pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia tumbuh 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Selanjutnya, kembali tumbuh 29% di tahun ini. Pertumbuhan tersebut tak lepas dari maraknya merek kosmetik lokal baru yang hadir di Indonesia.

Seiring dengan bertumbuhnya merek kosmetik lokal, perusahaan maklon kosmetik juga kian marak. Maklum saja, ada sejumlah kemudahan dalam memproduksi kosmetik melalui perusahaan jasa maklon. Mulai dari efisensi biaya lantaran tak perlu memiliki pabrik dan merekrut karyawan, tidak direpotkan dengan urusan legal terkait izin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), hingga merancang strategi pemasaran.

Sebagai pemain lama di industri maklon kosmetik, tepatnya sejak 2007 lalu, PT ADEV Natural Indonesia mengusung konsep Back to Nature. "Kami membuat seluruh produk kosmetik dengan keamanan dan legalitas yang terjamin. Dengan nilai investasi Rp 20 juta dan minimal order 1.000 piece di ADEV, beutypreneur sudah bisa memiliki usaha dengan merek sendiri. Bahkan, paling cepat satu bulan, produk sudah siap dipasarkan," jelas Prof. Erliza, Komisaris Utama PT ADEV Natural Indonesia.

Diakuinya, sejak awal hadir hingga sekarang, omset ADEV terus bertumbuh. Tahun 2018 lalu misalnya, pertumbuhan omset ADEV sudah mencapai tiga kali lipat. "Sementara itu, sudah ada 200 brand yang telah mempercayakan maklon kosmetiknya ke ADEV. Dan, 80%-nya memang masih didominasi oleh produk sabun transparan," ujar Prof. Erliza pada hari ini (26/10), di Bogor.

Lebih jauh ia menjelaskan, ada lima added value yang ditawarkan ADEV. Pertama, tim ADEV akan senantiasa memberikan respon yang cepat. Kedua, pemberian sampel produk gratis hingga dua kali kesempatan revisi. Ketiga, formula produk yang telah teruji dan terpercaya memiliki khasiat. Keempat, kelegalan yang terjamin oleh BPOM. Kelima, formula produk yang custom karena disesuaikan dengan keinginan konsumen.

Diakui Prof. Erliza, awalnya, ADEV banyak menerima maklon dari industri perhotelan, antara lain Hotel Salak, Bogor. Selanjutnya, sejumlah klien dari beutypreneur pun mulai mempercayakan produksi kosmetiknya kepada ADEV. Sebut saja, Cloris, merek kosmetik milik tiga sekawan, yakni Raja Prima Ganda Lubis, M. Akbar Alatas, Ahmad Priatna.

Brand produk-produk perawatan khusus pria itu didirikan pada Desember 2016. Cloris memiliki dua produk unggulan, yakni sabun batang dan hand&body lotion, yang keduanya berbahan dasar alami. Sejak tahun kemunculannya, Cloris hanya dijual ekslusif melalui media sosial. Kini, Cloris telah tersebar di seluruh Indonesia.

Brand lainnya yang telah mempercayakan maklon kosmetiknya kepada ADEV adalah Klinskin milik Akbar Tanjung dan brand Mahira milik Zaki Mubarak. Keduanya tercatat telah mendulang sukses dengan berbisnis di bidang kosmetik melalui perusahaan jasa maklon.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)