MIX.co.id- Belakangan, sejumlah App Store alternatif—seperti Xiaomi GetApps, OPPO App Market, Samsung Galaxy Store, Vivo App Store, hingga Huawei AppGallery—berlomba-lomba menawarkan layanan yang menargetkan pasar yang belum terjangkau dengan biaya per ínstalas yang lebih rendah. Tentu saja, hal itu menjadi peluang yang menarik bagi para pemasar.
Diungkapkan Robert Wildner, Co-Founder & CEO AVOW, perusahaan pemasaran aplikasi spesialisasi dalam akuisisi pengguna on-device dan periklanan di berbagai app store, iklan video adalah pilihan cerdas bagi pemasar seluler yang menggunakan inventaris OEM (Original Equipment Manufacturer).
Lebih jauh ia menegaskan, 87 persen dari pemasar di seluruh dunia menggunakan video sebagai bagian dari strategi pemasaran mereka, dan 88 persen merasa puas dengan Return of Investment (ROI) yang diperoleh. Selain itu, video online akan berkontribusi sebesar lebih dari 82 persen trafik internet konsumen pada tahun 2022. Hal yang sama juga berlaku untuk app store alternatif. Artinya, iklan video pengguna memberikan manfaat yang sama seperti channel pemasaran lainnya.
“Oleh karena itu, ada lima hal yang harus diketahui tentang iklan video di OEM. Pertama adalah pengadopsian iklan video di app store alternatif telah meningkat secara signifikan, karena perangkat yang tersedia untuk pelanggan telah meningkatkan hardware yang menyediakan visualisasi yang lebih baik bagi pengguna,” lanjutnya.
Kedua, iklan video menghasilkan tingkat keterlibatan yang tinggi di inventaris OEM, karena sifat dari format iklan ini konsumen dapat memperoleh lebih banyak informasi tentang produk yang ditawarkan sebelum menginstalasi aplikasi.
Merujuk Invespcro, iklan video rata-rata memiliki rasio klik-tayang (CTR) sebesar 1,84% – tertinggi dari semua format iklan digital. Ini menunjukkan bahwa format tersebut telah menjadi media yang sangat baik untuk menghasilkan ROI yang memadai. Bahkan, penelitian yang dilakukan oleh HubSpot menemukan bahwa lebih dari 50% konsumen tertarik untuk melihat video yang dibuat oleh brand.
Ketiga, tambah Robert, ketersediaan jaringan 5G dengan biaya rendah mendukung penayangan iklan video berkualitas tinggi. Dukungan pemerintah yang semakin meningkat membuat kawasan APAC (Asia Pacific) terus berkembang dengan peluncuran jaringan 5G. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit (EIU), 9 dari 16 negara di APAC telah menyelesaikan tender 5G atau melakukan peluncuran 5G komersial.
“Ini adalah berita baik bagi pengiklan. Ketersediaan jaringan 5G dan 4G yang tersebar luas di seluruh kawasan dengan harga terjangkau membuat pengguna dapat dengan mudah melihat iklan video yang ditayangkan dengan kualitas tinggi dan tanpa lagging,” yakinnya.
Keempat, OEM mengembangkan monetisasi SDK (Software Development Kit) untuk meningkatkan jangkauan. Dengan monetization SDK, pengembang aplikasi pihak ketiga, untuk aplikasi game maupun aplikasi non-game, dapat memanfaatkan periklanan di OEM. Ini mendorong pengembang untuk memanfaatkan peluang ini sebagai channel tambahan dalam bauran monetisasi mereka.
“Kelima, app store alternatif memperkenalkan format baru yang memanfaatkan video. Beberapa format baru yang dibuat adalah iklan banner (video native infeed), splash ad, iklan interstisial dengan video pendek, dan iklan video lock screen,” pungkasnya.