MIX.co.id - Kompetisi AIA Healthiest Schools yang kedua baru saja digelar. Kompetisi itu merupakan program AIA Healthiest Schools yang diluncurkan pada tahun 2022, yang bertujuan untuk mendorong pola makan sehat, gaya hidup aktif, kesehatan mental, dan keberlanjutan di kalangan siswa berusia lima hingga 16 tahun. Terdapat 2.376 sekolah dasar dan menengah yang berpartisipasi dalam program tahun 2023/24.
Data dari tahun pertama program ini menunjukkan hasil yang signifikan, dengan 92% siswa mengalami peningkatan pengetahuan tentang gaya hidup sehat dan 88% siswa memperbaiki perilaku mereka menuju hidup yang lebih sehat. Kompetisi ini menjadi wadah bagi sekolah, pendidik, orang tua, dan siswa untuk berbagi sumber daya, praktik terbaik, serta mendorong perilaku yang sehat.
Dituturkan Stuart A. Spencer, Chief Marketing Officer AIA Group, “Kompetisi AIA Healthiest Schools selaras dengan misi kami untuk mendorong perubahan perilaku yang berkelanjutan menuju gaya hidup sehat. Kami bangga melihat perkembangan kompetisi ini yang mampu memberdayakan generasi muda untuk membuat pilihan sehat dan membawa perubahan signifikan di komunitas mereka di seluruh Asia.”
Sebagai penyedia asuransi jiwa dan kesehatan terdepan di Asia, lanjutnya, AIA berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi anak-anak. "Kami memiliki tujuan untuk melibatkan satu miliar orang agar hidup lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik pada tahun 2030 melalui ambisi AIA One Billion kami. Program AIA Healthiest Schools adalah bukti nyata dari komitmen ini. Karya-karya luar biasa yang diterima dalam kompetisi ini menunjukkan bahwa ada banyak cara untuk memenuhi kebutuhan unik setiap individu terkait kesehatan fisik, mental, finansial, atau lingkungan," ucapnya.
Sementara itu, Sainthan Satyamoorthy, Presiden Direktur AIA Indonesia, mengatakan, “Di AIA Indonesia, kami merasa sangat berterima kasih atas dukungan luar biasa yang kami terima dari semua pihak yang berkomitmen untuk membangun generasi mendatang yang lebih sehat. Dengan semangat yang antusias, kami berhasil mengajak lebih dari 1.300 sekolah di seluruh Indonesia untuk aktif bergabung dalam program AIA Healthiest School. Program yang juga mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Republik Indonesia ini telah mencetak hasil yang sungguh membanggakan, dengan lebih dari 47.000 siswa dan 2.200 guru dari berbagai wilayah di Indonesia turut terlibat dalam menerapkan gaya hidup sehat. Ini mencerminkan dedikasi dari seluruh pihak secara keseluruhan dalam upaya menciptakan perubahan positif dalam pendidikan di Indonesia.”
Malam penghargaan tahun ini telah dilaksanakan dengan meriah untuk merayakan Pemenang Regional dan para finalis. Karya-karya yang berhasil memenangkan kompetisi dinilai berdasarkan berbagai kriteria, termasuk luasnya cakupan program, tingkat keterlibatan dengan staf dan siswa, dampak yang dihasilkan, serta rencana masa depan. Sekolah pemenang akan menerima hadiah uang tunai sebesar US$100,000, yang akan digunakan untuk mempercepat dan memperluas dampak inisiatif kesehatan dan kesejahteraan mereka, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi komunitas mereka.
Pemenang Regional jatuh pada SK Putrajaya Presint 11(1) di Malaysia, yang diakui atas dampaknya yang luar biasa dalam meningkatkan kesejahteraan mental siswa melalui aplikasi inovatif ‘HELPIE’. Dikembangkan oleh siswa, aplikasi ini mempromosikan kesadaran tentang stres dan menyediakan fitur interaktif untuk membantu siswa memahami emosi mereka. Sekolah ini berencana untuk berbagi aplikasi HELPIE dengan institusi lain agar lebih banyak siswa dapat mengatasi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka.
Selanjutnya, SDN 222 Pasir Pogor, Bandung, sebagai Finalis Indonesia, memiliki program “Paspor Serasi”. Progra. tersebut bertujuan menjaga siswa tetap sehat sepanjang hari dengan mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan aktivitas fisik dan pilihan makanan sehat. Program ini mencakup “Bersepeda ke Sekolah”, “Rabu Bugar: Kelas kebugaran setiap Rabu”, “Gelas Saji: Makanan siang bergizi”, dan “Kamis Semanis: Mengurangi minuman manis pada Kamis”.
Sementara itu, Finalis Indonesia lainnya, SMPN 22 Semarang menjalankan program “Pertanian Perkotaan (Urban Farming)” dengan dukungan dinas terkait, melibatkan siswa, guru, dan orang tua. Program ini bertujuan mengatasi kekurangan gizi, mengajarkan pertanian, dan menciptakan kebiasaan makan sehat. Lebih dari 50% siswa sekolah tersebut mengambil bagian dalam program pertanian perkotaan. Pendidikan dan pelatihan ini mencakup mulai dari awal tanam hingga panen. Hasilnya, program ini membawa perubahan positif bagi 788 siswa, 41 guru, staf, dan lebih dari 20 keluarga di sekitar sekolah.
Program ini telah berkembang dari empat menjadi enam pasar di tahun kedua, mencakup Australia, Hong Kong, Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Malaysia. Pada tahun ketiga, program ini akan diperluas ke delapan pasar dengan tambahan Filipina dan Sri Lanka. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang sekolah pemenang dan mendaftar untuk fase berikutnya dari program ini, kunjungi ahs.aia.com.