Di tengah ekonomi yang melambat, industri telekomunikasi sepertinya tak terpengaruh. Tengok saja, bagaimana operator selular masih menunjukkan pertumbuhan pada kinerja pendapatannya hingga semester pertama tahun 2015. PT XL Axiata Tbk. misalnya, sanggup menutup semester pertama ini dengan pertumbuhan yang positif.
Pada kuartal kedua tahun 2015, XL berhasil meraih pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 2,4%. Pertumbuhan itu didorong dari pendapatan penggunaan layanan inti (core), sebesar 3,1% dibandingkan kuartal sebelumnya, dimana layanan percakapan naik 7% dan layanan Data serta VAS juga naik 2% dari kuartal sebelumnya.
Begitu juga dengan ARPU. XL mampu meningkatkan ARPU sebesar 25%, yakni dari Rp 24,000 pada semester pertama tahun 2014 menjadi Rp 30.000 pada periode yang sama tahun 2015. Total pengisian ulang (reload) XL Tunai juga mengalami peningkatan sebesar 13% dibandingkan awal tahun hanya 0,2%.
Hal serupa terjadi pada layanan data. Pertumbuhan trafik layanan Data XL tumbuh 65% pada semester pertama tahun 2015 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, dengan total pengguna layanan Data mencapai 28 juta atau 61% dari total jumlah pelanggan.
Sejatinya, peningkatan jumlah pengguna smartphone telah berhasil mendorong adopsi penggunaan layanan data di Indonesia. Pada akhir semester pertama 2015, penetrasi smartphone XL tumbuh sebesar 36%. Pengguna ponsel pintar (smartphone) XL juga tumbuh sebesar 23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan saat ini telah mencapai 16,3 juta pengguna.
Dijelaskan Dian Siswarini, Preaident Director/CEO XL, sukses XL mencatat pertumbuhan yang positif berkat strategi 3R yang dilancarkan XL. "Sejak awal tahun 2015, kami memang menjalankan agenda transformasi bisnis melalui strategi 3R. Hasilnya, kinerja kami pun positif," yakinnya.
Strategi 3R, dikatakan Dian, meliputi Revamp, Rise, dan Reinvent. Revamp, yakni mengubah model bisnis pencapaian jumlah pelanggan dari “volume” ke “value”. Strategi bisnis itu untuk meningkatkan profitabilitas produk. Sedangkan Rise, yakni meningkatkan nilai merek XL melalui strategi dual-brand dengan AXIS guna menyasar segmen pasar yang berbeda. Jika XL menyasar kelas middle up, maka AXIS menyasar middle low. "Adapun Reinvent adalah XL akan membangun dan menumbuhkan berbagai inovasi-inovasi bisnis. Antara lain, lewat internet game dan data play," lanjutnya.
Sejatinya, transformasi bisnis dilakukan untuk merespon dinamika perubahan pasar yang sangat dinamis. "Termasuk, fokus untuk menciptakan nilai-nilai, sehingga XL dapat membangun bisnis yang lebih berkelanjutan ke depannya," Dian menuturkan.
Pada semester pertama 2015, diakui Dian, XL memang fokus pada strategi Revamp yang mengupayakan pada peningkatan pelanggan yang berkualitas, pengurangan pelangggan abuser, peningkatan portfolio produk, penguatan jalur penjualan retail, dan peluncuran kembali merek AXIS ke pasar.