William Henley
Maraknya bisnis startup lokal telah memicu pemerintah Indonesia untuk mengucurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi mereka. Oleh karena itu, wacana tentang rencana pemerintah untuk 'mencipratkan' dana KUR kepada para pelaku bisnis startup pun mengemuka.
Adalah Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara yang menyampaikan wacana tersebut. Tak tanggung-tanggung, pemerintah berencana mengucurkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 120 triliun kepada pelaku startup. Dalam kesempatan itu, ia mengusulkan agar penyaluran KUR tidak hanya didominasi bank, namun juga melalui lembaga non keuangan seperti modal ventura.
Dinilai William Henley, founder Indosterling Capital sekaligus pendiri situs LokaMedia, rencana bantuan pemerintah terkait pembiayaan bisnis startup lokal masih diragukan. Dalam ekosistem bisnis startup, baik startup di ranah teknologi maupun di sektor lain, menurutnya, selama ini lebih condong tumbuh pada mekanisme pasar.
''Artinya, siapa yang bermodal besar maka usaha yang dikembangkan tersebut akan bisa survive. Sebaliknya, dengan modal serba terbatas, rasanya akan sangat sulit bagi sebuah bisnis startup bisa survive dan berkembang,'' kata William, yang mengapresiasi rencana yang digulirkan Menkominfo.
Berdasarkan fakta yang ada, William menambahkan, belum ada bisnis startup yang mendapatkan pembiayaan seperti KUR. “Sebaliknya, pembiayaan startup buatan anak negeri justru bisa berkembang karena adanya angel investor dan venture capital,” tegasnya.
Ia pun memberi contoh salah satu startup Bukalapak yang mendapat kucuran investasi dari Aucfan dan East Venture. “Ada juga situs marketplace Tokopedia yang mendapat suntikan dana senilai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun dari Softbank asal Jepang dan Sequoia Capital, yang merupakan venture capital khusus untuk perusahaan pemula,” lanjutnya.
Tak kalah serunya adalah Northstar Group milik Patrick Walujo yang terafiliasi dengan TPG Capital asal Amerika Serikat. “Mereka rela menyuntikkan dana segar hingga puluhan juta dolar AS ke bisnis GoJek Indonesia. Dari deretan contoh tadi, sesungguhnya terlihat untuk merintis usaha startup ini memang membutuhkan akumulasi modal yang tak sedikit,'' ujarnya.
Keterbatasan dana KUR-lah yang membuat wacana KUR untuk membantu para pelaku bisnis startup dinilai meragukan. Menurut William, pembiayaan dana KUR sangat terbatas, karena berdasarkan aturan, batas maksimal KUR per debitur hanya mencapai Rp 500 juta. ''Perlu juga diketahui KUR ini pada dasarnya bukanlah dana hibah dari pemerintah kepada pengusaha. Dana KUR ini sesungguhnya berasal dari bank pelaksana,'' jelasnya.
Lantas, apa yang bisa diberikan pemerintah untuk berperan aktif dalam mendorong tumbuhnya bisnis kreatif startup di Indonesia? “Pemerintah tinggal memastikan saja bagaimana menumbuhkan iklim usaha yang sehat di negeri ini. Caranya, dengan memberikan kepastian dan jaminan investasi kepada para investor luar yang ingin menyuntikkan dananya kepada para pelaku usaha startup buatan anak negeri,” jawabnya.
Selain itu, ia menambahkan, pemerintah bisa berperan membuka saluran pelaku bisnis startup ini kepada para investor asing. “Selama ini yang kerap dihadapi para pengusaha Indonesia adalah hambatan networking atau konektivitas,'' tutupnya.
1 thought on “Ini Alasan Mengapa Dana KUR Diragukan Kemampuannya Membiayai Startup”