Inilah 7 Faktor Pendorong Bisnis Kedai Kopi di Indonesia

Studi "2020 Brewing in Indonesia: Insights for Successful Coffee Shop Business" yang dirilis Toffin bersama Majalah Mix mengungkapkan bahwa nilai bisnis kedai kopi di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 4,8 triliun per tahun. Nilai bisnis tersebut didasari atas insight dari konsumen muda (Gen Y dan Z) yang diperoleh melalui survei online serta wawancara tatap muka (indepth interview) dengan para pemilik atau pengelola kedai kopi di Indonesia.

Diungkapkan Nicky Kusuma, Vice President Sales and Marketing Toffin Indonesia, pada hari ini (17/12), di Jakarta, "Riset ini diperlukan karena selama ini belum ada survey atau penelitian tentang industri kedai kopi di Indonesia. Untuk itu, diharapkan riset ini menjadi panduan bagi pelaku bisnis kedai kopi di Indonesia."

Lebih jauh ia menjelaskan, ada sejumlah fakta menarik yang dijumpai dari hasil studi ini. Antara lain, tujuh faktor yang mampu mendorong pertumbuhan bisnis kedai kopi di Indonesia. Faktor pertama adalah kebiasaan (budaya) nongkrong sambil ngopi. Kedua, meningkatnya daya beli konsumen, tumbuhnya kelas menengah, dan harga RTD (Ready to Drink) Coffee di kedai modern yang lebih terjangkau. Ketiga, dominasi populasi anak muda Indonesia (Generasi Y dan Z) yang menciptakan gaya hidup baru dalam mengonsumsi kopi.

Keempat, kehadiran media sosial yang memudahkan pebisnis kedai kopi melakukan aktivitas marketing dan promosi. Kelima, kehadiran platform ride hailing (Grabfood dan Gofood) yang memudahkan proses penjualan. Keenam, rendahnya entries barriers dalam bisnis kopi yang ditunjang dengan ketersediaan pasokan bahan baku, peralatan (mesin kopi), dan sumber daya untuk membangun bisnis kedai kopi. Ketujuh, margin bisnis kedai kopi yang relatif cukup tinggi.

Hasil studi tersebut juga menunjukkan bahwa kedai Coffee to Go yang menyediakan RTD Coffee berkualitas dengan harga terjangkau sangat diminati millennials yang mendominasi populasi Indonesia saat ini. "Dalam setahun terakhir, 40% generasi ini membeli minuman kopinya dari gerai kopi jenis ini. Dengan rata-rata alokasi belanja untuk minuman kopi (share of wallet) Rp 200.000 per bulan, bisnis kedai kopi jenis ini diperkirakan akan tumbuh signifikan pada tahun-tahun mendatang," papar Ario Fajar, Head of Marketing Toffin, pada hari ini (17/12), di Jakarta.

Fakta menarik lainnya yang dijumpai dari studi ini adalah dari total belanja kopi dalam setahun terakhir, 39,03% millennials paling sering memilih kedai kopi berkonsep Coffee to Go untuk konsumsi kopi mereka. Selanjutnya, 30,32% memilih mengkonsumsi kopi di International Coffee Chain dan 17,10% memilih Local Chain Coffee. Sisanya, memilih mengkonsumsi kopi di Bakery & Pastry (8,39%), Independent Coffee Shop (2,90%), dan Specialty Coffee Shop (2,26%). Tak heran , jika para pelaku bisnis kedai kopi, termasuk Toffin, memprediksi bahwa konsep Coffee to Go akan prospektif pada tahun depan.

(Simak hasil studi "2020 Brewing in Indonesia: Insights for Successful Coffee Shop Business" di Majalah Mix edisi Januari 2020)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)