Sepanjang tahun 2015, Nielsen Advertising Information Services, mengungkapkan bahwa kategori pemerintahan dan organisasi politik masih menjadi penyumbang tertinggi untuk nilai belanja iklan nasional. Jumlahnya mencapai Rp 7,4 triliun, dengan angka pertumbuhan tahunan meningkat 7%.
Yang menarik dicermati adalah pertumbuhan belanja iklan di segmen kementerian—yang masuk ke dalam kategori pemerintahan. Nielsen menyebutkan bahwa ada empat kementerian yang pada tahun 2015 lalu memiliki pertumbuhan belanja iklan paling tinggi.
Keempat kementerian itu adalah Kementerian Pariwisata, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, serta Kementerian Ketenagakerjaan.
Adalah Kementerian Pariwisata merupakan kementerian yang pertumbuhan belanja iklannya paling tinggi di 2015, jika dibandingkan dengan tahun 2014. Nilai belanja iklan kementerian tersebut mencapai Rp 5,4 miliar, dengan pertumbuhan hingga 2.627%. Kenaikan itu sejalan dengan komitmen pemerintah yang tengah mendorong sektor tourism serta bertumbuhnya belanja iklan di industri hospitality seperti hotel dan restoran.
Di posisi kedua, ada Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, yang nilai belanja iklannya nya sebenarnya lebih tinggi, yakni mencapai Rp 10,2 miliar. Hanya saja, pertumbuhan belanja iklannya masih di bawah Kementerian Pariwisata, yakni naik 1.135%.
Di peringkat ketiga, ada Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Dibandingkan tahun 2014 lalu, Kementerian ini telah menaikkan belanja iklannya hingga 568%. Adapun belanja iklan yang dikeluarkan mencapai Rp 1,2 miliar.
Kementerian Ketenagakerjaan menempati peringkat keempat, dengan pertumbuhan belanja iklan pada tahun 2015 mencapai 502%. Adapun belanja iklan yang digelontorkannya menembus Rp 10,2 miliar.