Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) masih menjadi salah satu inisiatif yang diusung pemerintah Indonesia. Mengingat, Indonesia mempunyai sumber energi baru terbarukan yang berlimpah, di mana potensinya mencapai 417 Giga Watt.
Diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, potensi energi baru terbarukan itu berasal dari samudera, panas bumi, bioenergy, bayu, hidro, dan surya.“Kalau ini bisa dimanfaatkan, maka ini bisa menjadi andalan karena tidak akan pernah habis,” ucapnya.
Lebih jauh ia menerangkan, potensi EBT samudera mencapai 17,9 GW, panas bumi 23,9 GW, bionergi 32,6 GW, bayu 60,6 GW, hidro 75 GW dan surya 207 GW. “Yang harus dilakukan berikutnya adalah program R&D di industri karena harus ada dukungan dari industri untuk mengembangkan energi baru terbarukan,”tegasnya.
Pada 2050 diharapkan bauran energi baru terbarukan bisa mencapai 31 persen atau sekitar 60 Giga Watt. Namun, Arifin optimis, angka tersebut bisa lebih tinggi, karena Indonesia punya banyak potensi sumber energi baru terbarukan.
Dia mencontohkan, pembangkit listrik tenaga angin yang berada di daerah bagian Timur Indonesia. “Sumber energi angin cukup banyak, di luar negeri satu tiang hanya bisa menghasilkan 1 MW dan sekarang 1 tiang sudah bisa menghasilkan listrik tenaga angin 10 MW. Kita juga sudah punya beberapa spot, kalau ini dikembangkan, maka industri ini bisa berkembang, karena baling-baling PLTA itu dari logam dan logam dibuat dari mineral serta mineral berlimpah di Indonesia,” yakin Arifin.
Saat ini, dunia sudah mulai bergerak dan memasang target untuk tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil. Negara-negara Eropa juga sudah memasang target 2040 akan bebas pemakaian energi fosil, Jepang pada 2050, dan China pada 2060. “Untuk itu, Indonesia harus mulai menyusun strategi agar bisa bergantung penuh kepada energi baru terbarukan,” ucapnya.