MIX.co.id - Guna mewujudkan swasembada gula konsumsi di tahun 2025 mendatang, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) terus mengoptimalkan luasan pengelolaan lahan perkebunan tebu. Antara lain, dengan berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah.
Awal April ini, Holding Perkebunan Nusantara resmi menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Batang, dengan melakukan tanam tebu perdana. Dalam kerja sama ini, Holding Perkebunan Nusantara melakukan pengelolaan lahan tebu pada areal seluas 22,6 hektar di Desa Kuripan, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Diungkapkan Mohammad Abdul Ghani, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), “Peta jalan PTPN dalam upaya meningkatkan kemandirian gula nasional hanya dapat dilakukan dengan melibatkan petani tebu rakyat melalui upaya perbaikan kultur teknis dan tata kelola, sehingga mampu mencapai produktivitas yang optimum. Dengan demikian, petani tebu dapat memperoleh penghasilan lebih baik yang didapat dari produksi atau produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan usaha tani komoditi lainnya. Kesejahteraan petani dan kemandirian gula konsumsi nasional menjadi tujuan utama kami.”
Lebuh jauh ia menegaskan, untuk mencapai harapan tersebut, program Holding Perkebunan Nusantara bersama dengan anak perusahaan yaitu PTPN IX akan menyediakan bantuan bibit berkualitas kepada masyarakat petani tebu. Langkah ini diharapkan memberikan dampak pada kenaikan produktivitas pertanian tebu rakyat, sehingga mendongkrak pendapatan petani.
Penanaman tebu perdana di Desa Kuripan, Batang ini selaras dengan Program Makmur, yaitu program inisiasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sedang dijalankan oleh PTPN group, dalam rangka penyediaan pupuk non-subsidi untuk mendukung budidaya perkebunan.
“Niat kami ke depan, ketika kami nantinya dapat mengembangkan model pendanaan yang sustainable (berkelanjutan), kami akan siapkan bibit terbaik sekaligus pembinaan kepada petani. Terkait penyediaan pupuk, kami akan berkolaborasi dengan BUMN lain, melalui Program Makmur yang diinisiasi Menteri BUMN,” ucap Abdul Ghani.
Selain PTPN IX, PT Sinergi Gula Nusantara turut terlibat dalam proyek ini. Anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara tersebut bertindak sebagai pembeli hasil panen petani (off taker). PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kujang Cikampek, menjadi penyedia pupuk, sarana dan prasarana pertanian, pendampingan, serta aplikasi teknologi pertanian. Sementara itu, perbankan BUMN (Himbara) akan dilibatkan dalam pemberian kredit.
“Tahun ini PTPN Group menargetkan dapat memproduksi gula sebesar 1,1 juta ton. Pada tahun 2025 yang akan datang, targetnya 1,8 juta ton. Adapyn kebutuhan gula nasional di tahun 2025 sekitar 3,5 juta ton, di mana 60% kebutuhan gula nasional bisa dipenuhi oleh PTPN Group,” pungkas Abdul Ghani.