MIX.co.id - Studi iPrice pada kuartal II (Q2) 2021 mengungkapkan, Tokopedia dan Shopee adalah dua eCommerce yang mendapatkan pengunjung atau visitor web bulanan terbanyak di Indonesia. Total pengunjung Tokopedia mencapai 147.790.000 rata-rata setiap bulannya, sedangkan Shopee sebanyak rata-rata 126.996.700 per bulan. Adapun pangsa pasar Shopee mencapai 37%, sedangkan Tokopedia 35%.
Sementara itu, data yang dirilis Katada menyebutkan bahwa tahun 2014, nilai transaksi eCommerce mencapai Rp 25,1 triliun. Di 2016, angkanya naik menjadi Rp 108,4 triliun. Saat ini, Gross Merchandise Value eCommerce Indonesia sudah mencapai Rp 573 triliun.
Seksinya nilai transaksi di eCommerce, mendorong Insight First Asia meluncurkan marketplace monitoring tools InsightBuzz. Tools for the Digital Age ini merupakan software open-dashboard pertama yang memberikan wawasan dan data dari marketplace mengenai jumlah penjualan, merek yang terjual, lokasi penjualan, penjualan toko, dan informasi lain yang dibutuhkan para pemilik usaha atau Marketing Manager.
Diungkapkan Founder and Chief Executive Officer of Insight First Asia Marlina Iryatie, dengan tools ini, perusahaan atau brand dapat memperoleh data dan insight dari Tokopedia, Shoppe, Lazada, JD.id, OLX, dan Bukalapak. Mereka juga dapat mengetahui berapa harga yang ditawarkan oleh pesaing, berapa penjualan yang dilakukan oleh pesaing, toko mana yang melakukan penjualan terbanyak, area mana yang paling banyak menjual, serta informasi lainnya yang dapat ditarik secara real time.
"Dengan data komprehensif yang diperoleh melalui tools marketplace monitoring InsightBuzz ini, pemilik usaha dan brand dapat merancang strategi marketing yang efektif, sehingga mereka dapat nersaing di pasar online dan tetap terdepan," ucapnya.
Ada tiga keunggulan tools InsightBuzz. Pertama, dasbor dibuat khusus dan unik disesuaikan dengan kebutuhan bisnis masing-masing perusahaan/pebisnis, sehingga memberikan insight yang tajam, cepat, dan akurat.
Kedua, data berbasis web yang real time. Artinya, sata yang muncul sudah berupa insight, real time, dapat ditarik kapan saja melalui PC atau HP, dan dapat diunduh untuk keperluan laporan atau presentasi
Ketiga, data yang komprehensif dan detail, yang menyajikan data penjualan yang dibutuhkan divisi sales, marketing hingga pemimpin perusahaan, sampai ke merek pesaing, varian produk, lokasi toko, penjualan harian, dan tautan ke toko-toko yang menjual produk tersebut.
Ditambahkan Rusdin Rauf, Managing Director Insight First Asia, dengan InsightBuzz, perusahaan atau brand mampu mengetahui potensi penjualan di marketplace, mengetahui potensi kerja sama dengan merchant-merchant besar di market place, memonitor penjualan produk sendiri maupun penjualan produk pesaing, strategi penjualan ke depannya baik di eCommerce maupun di marketplace, dapat mengungkap berbagai jenis pelanggaran potensial yang dapat memengaruhi merek, termasuk pemalsuan, pelanggaran merek dagang, atau pelanggaran hak cipta, paten, atau hak desain.
Resmi diluncurkan pada Desember ini, dikatakan Marlina, Insightbuzz MarketPlace Monitoring sudah memiliki satu klien, yakin merek motor listrik. Brand ini akan menggunakan platform InsightBuzz pada tahun depan.
"Sebelumnya, Insight First Asia sudah punya tools dashboard juga untuk Social Media Listening dan Monitoring sejak 2015, yang sudah dipakai oleh beberapa klien seperti Dignostic lab, Telko, politik, dan beberapa klien lainnya," ucapnya.
Terkait biaya, lanjut Marlina, Insightbuzz Marketplace Monitoring Tools, dimulai dari Rp 15 juta per bulan untuk minimum kontrak 12 bulan. "Kami berharap, ke depan hingga Q4 2022, kami dapat building-up hingga 200 dashboard, di mana satu perusahaan bisa menggunakan lebih dari satu dashboard. Sampai saat ini, kami memang masih fokus menyasar pasar korporat yang skala bisnisnya sudah nasional," tutupnya.