Program Informal Plastic Collection Innovation Challenge (IPCIC) berhasil membukukan 11 kemitraan untuk meningkatkan pengelolaan sampah di Indonesia.
Hal itu terungkap dalam acara IPCIC Graduation Ceremony yang berlangsung secara virtual pada Kamis (28/10). Program IPCIC tersebut dibesut melalui kerja sama Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP) dengan World Economic Forum, UpLink dan Ocean Plastic Prevention Accelerator (OPPA).
“Kami sangat menghargai kemitraan dan komitmen yang terbentuk dalam waktu singkat. Kami berharap kolaborasi ini akan menggerakan perubahan sistemik di sektor pengelolaan sampah, dan berkontribusi terhadap pengurangan 70% sampah plastik pada tahun 2025,” ujar Duala Oktoriani, Manajer Program di OPPA.
Adapun, 11 kemitraan yang terbentuk tersebut baik kemitraan sesama peserta program maupun antara peserta dengan pemangku kepentingan utama pengelolaan sampah.
Program IPCIC berlangsung empaty bulan, diikuti 12 inovator lokal dan internasional. Mereka menjalani pelatihan, pendampingan, dan pembangunan kemitraan, untuk mempertajam solusi guna meningkatkan efektivitas pengumpulan dan daur ulang sampah plastik dengan mengoptimalkan penghidupan, transparansi, kapasitas, serta peran sektor informal di Indonesia.
Demi mempercepat solusi di lapangan, inovator terpilih akan didukung dengan hibah total US$45,000 kepada Duitin, Empower, Griya Luhu, Plastic Bank, Rekosistem, dan The Kabadiwala.
Yash Lohia, Chief Sustainability Officer di Indorama Ventures mengungkapkan rasa bangga dapat mendukung IPCIC dan para inovator dalam membangun ekonomi sirkular masa depan, serta belajar langsung dari para ahli.
“Kami berharap program ini akan menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang ekonomi sirkular di Indonesia dan mempromosikan manfaat dari penggunaan produk daur ulang. Inovasi hebat membuat masa depan ekonomi sirkular yang lebih baik,” tegasnya.
Sebanyak 11 kemitraan yang terbentuk selama program, yaitu Duitin - Griya Luhu (Menghubungkan Duitin pickers ke bank sampah Griya Luhu); Duitin - LPBI NU (Pengelolaan sampah untuk komunitas LPBI NU); Duitin - Sampangan - Softex Kimberly Clark (Pengelolaan limbah popok dan pembalut); Duitin - The Kabadiwala (Teknologi pengumpulan sampah plastik); Duitin - Unilever Foundry (Digitalisasi bank sampah Jawa-Bali)
Kemudian, Empower- Geledek (Tracking dan transparansi pengumpulan sampah); Griya Luhu - Bank Sampah Induk Surabaya (Aplikasi Griya Luhu); Octopus - Prof. Enri Damanhuri (ITB); Rekosistem- Aqua (Rebox botol plastik dari konsumen); Rekosistem - Bank Sampah Induk Surabaya – Robries (kerja sama kelola sampah); dan Rekosistem – Gojek (Layanan pengambilan sampah dari cloud kitchen Gojek). ()