MIX.co.id - Pesta demokrasi di Indonesia akan kembali digelar pada 2024 mendatang. Sejumlah persiapan pun tengah dirancang agar Pemilu 2024 berlangsung sukses. Distribusi logistik terbukti menjadi salah satu kunci penentu. Dan, PT Pos Indonesia (Persero) kembali dipercaya menjadi mitra KPU (Komisi Pemilihan Umum) dalam mendistribusikan logistik Pemilu serentak 2024.
Untuk mewujudkan pemilu berjalan lancar dan tepat waktu, Pos Indonesia pun telah menyiapkan sejumlah strategi. “Pos Indonesia punya pengalaman logistik pemilu sejak 2004, 2009, 2014, 2019, dan sekarang 2024. Dengan semua pengalaman tersebut, kita akan improve, terutama di teknologi,” ucap Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal R Djoemadi.
Pos Indonesia akan mengintegrasikan teknologi yang dimiliki dengan Silog (Sistem Informasi Logistik). Dengan demikian, semua distribusi oleh Pos Indonesia dapat terpantau, ada tracing, dan tracking. “Selain itu, ada dashboard realtime yang kita siapkan, sehingga terpantau tepat jumlah, tepat waktu. Termasuk, saat mengembalikan dari TPS (Tempat Pemungutan Suara) ke tempat penghitungan suara,” tandas Faizal.
Tak hanya sistem yang mumpuni, Pos Indonesia juga diperkuat sumber daya yang tersebar hingga pelosok nusantara. Saat ini, Pos Indonesa memiliki 4.800 Kantorpos yang tersebar di kecamatan se-Indonesia, termasuk wilayah 3T (Terpencil, Tertinggal, Terdepan).
“Kalau soal armada, kami punya 4.800 Kantor Pos yang tersebar di kecamatan, sehingga bisa sangat dekat dengan TPS hingga ke daerah 3T, dengan segala tantangan dan keterbatasan. Jangan bayangkan Indonesia seperti Jakarta atau Pulau Jawa, logistiknya harus diseberangkan lewat laut, sungai, hutan, perkebunan kelapa sawit. Ini menjadi tantangan tersendiri,” cerita Faizal.
Pemilu 2024 yang telah ditetapkan pemerintah akan dijalankan secara serentak, juga menjangkau WNI (Warga Negara Indonesia) yang berada di luar negeri. Soal ini, Pos Indonesia optimistis logistik pemilu akan berjalan lancar. Mengingat, Pos Indonesia memiliki kerja sama dengan pos di seluruh dunia, melalui Union Postale Universal (UPU).
“Kami bekerja sama dengan 192 Pos di seluruh dunia, 228 negara. Jadi, hampir tidak ada WNI di luar negeri yang tidak bisa kita jangkau. Berdasarkan pengalaman, kami biasanya juga dilibatkan dalam pengiriman kotak suara melibatkan Kedutaan Besar, termasuk mengembalikan surat suara ke Indonesia,” lanjutnya.
Terkait peta jalur distribusi, Faizal mengatakan telah mengantongi data yang diperoleh pada pemilu sebelumnya. Hanya saja, tak dipungkiri terjadi pembaruan peta jalur distribusi yang mesti dikoordinasikan lebih lanjut dengan KPUD.
“Berdasarkan pemilu sebelumnya, kami sudah punya (data kebutuhan logistik pemilu sebelumnya). Hanya saja, ada pemekaran wilayah provinsi, kecamatan/kota, dan desa, sehingga kami akan duduk bersama dengan KPUD. Kemudian, akan kami sesuaikan dengan kapabilitas. Kami punya sistem List Cost Routine. Ada rute terpendek, teroptimal, dengan cost paling murah,” ujarnya.
Faizal memberikan catatan terkait pengiriman logistik pemilu, terutama untuk mencegah rusaknya surat suara dalam pengiriman di wilayah 3T. Untuk wilayah rawan bencana sendiri Pos Indonesia mempunyai strategi khusus dalm pendistribusian.
“Setiap pengiriman logistik pemilu ditemani oleh TNI POLRI, yang mana mengikuti prosedur keselamatan yang mereka tetapkan. Misalnya naik boat harus memakai life vest, kita ikuti semua. karena ini pekerjaan sehari hari kita mengantar dokumen, barang ke daerah-daerah terpencil. Teman- teman pos di daerah sudah tahu waktunya (air laut) surut, maka tidak bisa jalan atau waktu pasang. Misalkan sudah tahu waktunya mereka mengirimkan lebih awal, karena dibandingkan terlambat, lebih baik datang dari awal. Kami sudah berpengalaman mengirimkan bantuan kepada 20 juta penerima di seluruh Indonesia, tersebar di daerah 3T, kadang mengalami masalah dengan alam,” urainya.
