Jangan Khawatir, Pembelanja masih Inginkan Pengalaman Belanja di Toko

shopper_marketing
Para pelaku industri retail saat ini dituntut untuk menyediakan customer experience yang sangat mumpuni jika mereka ingin dapat bertahan. Hasil survey yang dilakukan Timetrade terhadap 1.029 orang konsumen menunjukkan menjamurnya situs e-commerce yang menawarkan pengalaman belanja kapan saja dan di mana saja membuat ekspektasi mereka terhadap customer experience di segala jenis industri menjadi sangat tinggi.

Hal tersebut juga berlaku pada industri retail. Namun demikian, para pengusaha retail tidak perlu khawatir karena saat ini toko retail fisik masih sangat relevan terhadap konsumen. Buktinya, Timetrade mencatat bahwa lebih dari 70% konsumen Amerika lebih memilih untuk berbelanja di toko fisik Amazon dibandingkan dengan versi virtualnya (Amazon.com). Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen mengandalkan pengalaman berbelanja di toko fisik untuk membantu mereka memvalidasi keputusan untuk jadi atau tidak membeli suatu barang.

Laporan survei bertajuk The State of Retail 2015 itu juga mengungkap bahwa 90% konsumen akan lebih besar kecenderungannya untuk membeli barang ketika mereka memperoleh pengetahuan yang baik tentang barang. Fakta ini merupakan peluang yang sangat baik untuk industri retail. Agar dapat tampil menonjol dibandingkan para kompetitor, pelaku industri retail harus mampu meningkatkan pengalaman berbelanja in-store mereka melalui servis yang baik, serta smart-hand experience yang mumpuni. Dengan demikain, konsumen akan sangat terbantu untuk membuat keputusan berbelanja.

Sementara itu, walaupun e-commerce semakin menjamur namun Timetrade menemukan bahwa pertumbuhan konsumen yang bertransaksi melalui mobile cenderung melambat (hanya 13 persen responden yang mengaku menggunakan perangkat mobile untuk bertransaksi). Hal ini harus disikapi dengan baik oleh retail.

Para pelaku industri retail harus menyadari bahwa waktu saat konsumen berselancar di internet adalah kesempatan terbaik untuk mengkonversikan kontak digital pertama menjadi bentuk engagement yang jauh lebih bernilai, seperti misalnya kunjungan langsung ke toko. Hal ini akan menciptakan value tinggi serta interaksi yang terpersonalisasi yang pada akhirnya membuat customer experience menjadi lebih memuaskan sehingga meningkatkan kemungkinan mereka untuk berkunjung langsung ke retail.

Selain itu, retail juga bisa mengadakan survei dan memanfaatkan perangkat analisa lainnya untuk menelusuri bagaimana customer experience dalam hal berbelanja. Apabila ada proses yang kurang efektif, maka ke depannya dapat diperbaiki sehingga customer experience akan lebih optimal lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)