Katadata kembali menggelar program “Katadata Forum Virtual Series”, pada hari ini (21/5). Kali ini, diskusi virtual yang digelar Katadata menyajikan tema "Kesiapan Sekolah Jelang Pembelajaran Tatap Muka”. Tema ini dipilih karena pemerintah telah mengumumkan dibolehkannya kegiatan belajar tatap muka kembali digelar pada Juli 2021 mendatang.
Pada kesempatan ini dihadirkan pembicara pakar, yakni Praktisi Pendidikan sekaligus Pendiri dan Pembina Sekolah Menengah Garuda Cendekia Arief Rachman. Dia mengingatkan semua pihak di satuan pendidikan harus benar-benar memperhatikan peserta didik ketika sekolah bisa kembali melakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas tersebut.
“Kesehatan itu nomor satu. Pendidikan itu nomor dua. Misal orang mau menikah, yang dilihat itu sehat atau kecerdasannya? Pasti sehatanya kan? Oleh karena itu, apabila ada peserta didik maupun tenaga pendidik mempunyai penyakit seperti obesitas, diabetes, jantung, paru, dan pembuluh darah, kanker, daya tahan tubuh menurun, maka tidak disarankan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka,” ia mengingatkan.
Lebih jauh ia menegaskan bahwa prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat yang merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.
“Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan juga hanya diperbolehkan bagi mereka yang telah memenuhi daftar periksa. Seperti adanya sarana sanitasi dan kebersihan. Kemudian, mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan minimal puskesmas. Selanjutnya, memiliki kesiapan menerapkan wajib masker, memiliki thermogun dan alat kesehatan lain, memiliki pemetaan warga satuan pendidikan, serta harus mendapatkan persetujuan dari komite sekolah atau perwakilan orangtua atau wali,” paparnya.
Apabila masih ada sekolah yang tidak mampu menyediakan keperluan tersebut, lanjutnya, maka sebaiknya belajar secara daring masih menjadi solusi sementara di tengah pandemi. “Keselamatan peserta didik adalah hal utama. Sampai kondisi dinyatakan benar-benar aman, kegiatan belajar dan mengajar masih dilakukan secara jarak jauh,” tutupnya.