Categories: News Trend

Kekuatan Beriklan Tentukan Pertumbuhan Brand Value

Seperti layaknya pertanyaan “mana yang lebih dulu, ayam atau telur?”, dunia marketing pun memiliki pertanyaan yang kurang lebih sama yakni “mana yang harus didahulukan, branding atau beriklan?”. Pertanyaan tersebut terjawab oleh riset terbaru yang diluncurkan oleh WPP. Pada laporannya yang bertajuk “Brand Value Growth Matrix” terungkap bahwa branding lebih dulu daripada iklan.

Riset yang dilakukan oleh WPP ini dilatarbelakang oleh tujuan untuk melihat relativitas tingkat kepentingan dari branding dan advertising. Hasilnya, branding merupakan faktor pendorong brand value yang lebih dominan dibandingkan dengan iklan. Walapun suatu brand gencar berpromosi dan beriklan, namun bila brand tersebut memiliki proposition dan identity yang lemah maka pertumbuhan brand value-nya juga lambat.

Hasil riset ini menunjukkan bahwa jika brand memiliki branding yang kuat dan aktif beriklan, maka brand value mereka akan mengalami peningkatan sebesar 168 persen dalam kurun waktu 10 tahun. Sementara itu, apabila brand memiliki branding yang kuat namun ia tidak agresif beriklan, maka growth value-nya sebesar 76 persen. Sebaliknya jika brand gencar beriklan namun ia memiliki branding yang lemah, maka tingkat pertumbuhannya hanya mampu tumbuh sebesar 27 persen. Tingkat pertumbuhan tersebut hanya beda tipis dibandingkan pertumbuhan brand dengan branding dan advertising yang lemah, yakni sebesar 21 persen.

“Data dari studi ini memungkinkan para brand owner untuk memprioritaskan, merencanakan, dan mengatur usaha-usaha brand buliding mereka secara lebih efektif, mendorong value superior kepada brand mereka sekaligus mendorong ROI secara signifikan. Hal yang paling penting dari temuan studi ini ialah brand value growth ternyata berasal dari proposisi dan identitas yang kuat pada jantung sebuah brand. Data ini secara jelas mendemonstrasikan bahwa advertising yang hebat saja tidak cukup dan tidak efektif -dibutuhkan lebih banyak ide, strategi yang lebih dalam, dan definisi-definisi kreatif,” tutup Jim Prior, CEO dari The Partners and Lambie-Narin.

Eky Ilmastuty

Recent Posts

Binus Graduate Program Luncurkan Program Magister Desain

MIX.co.id - BINUS Graduate Program resmi merilis Program Magister Desain demi menjawab dinamika pasar yang…

21 hours ago

Targetkan Pangsa Pasar 27%, Ini Strategi yang Dipersiapkan Allianz Syariah di 2024

MIX.co.id - Penetrasi pasar asuransi syariah di Indonesia masih tercatat rendah, yakni masih di bawah…

21 hours ago

Majukan Fintech P2P Lending, Rupiah Cepat Libatkan Peran Perempuan

MIX.co.id – Perempuan memiliki peran penting dalam industri fintech peer to peer (P2P) lending. Hal…

1 day ago

Q1 2024, Pendapatan Indosat Tumbuh 15,8%

MIX.co.id - Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 13.835 miliar, pada kuartal pertama…

2 days ago

“Starbucks Creative Youth Entrepreneurship Program 2024” Jangkau Pelajar hingga Papua

MIX.co.id - Tahun ini, Starbucks kembali menggelar "Starbucks Creative Youth Entrepreneurship Program" (SCYEP). Melalui program…

2 days ago

J&T Express akan Kembali Menggelar “J&T Connect Run 2024”

MIX.co.id - Tahun 2024 J&T Express, perusahaan ekspedisi berskala global, kembali menggelar J&T Connect Run.…

2 days ago