MIX.co.id - Awal tahun ini, video hoax tentang penggunaan elemen minyak babi untuk pembuatan permen Yupi kembali beredar, bahkan viral di platform TikTok. Hoax seperti ini bukanlah yang pertama kali menimpa Yupi. Merek camilan gummy ini pernah diterpa hoax serupa pada 2016 lalu.
Menyikapi hoax yang beredar, Yupi melakukan berbagai upaya untuk mengedukasi masyarakat bahwa video hoax itu sangatlah menyesatkan, bahkan berpotensi membuat resah dan kesalahpahaman di publik. Sebagai pemimpin pasar di industri permen gummy, Yupi telah mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2012.
Salah satu upaya yang dilakukan Yupi untuk mengklarifikasi hoax tersebut adalah dengan memilih pendekatan Public Relation, yakni dengan menggelar media gathering bertajuk “Kupas Tuntas Regulasi Jaminan Produk Sehat dan Halal”, pada hari ini (3/2) secara virtual.
Pada kesempatan ini, dihadirkan sejumlah pakar, seperti Bentang Febrylian, Fast Checker Senior MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), yang merupakan komunitas anti hoax; Nurcholis, Halal Coordinator PT Yupi Indo Jelly Gum; Dr. H. Mastuki, M. Ag, Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kementerian Agama RI; Dr. Ir. H. Muslich, Direktur Pelayanan Audit Halal LPPOM MUI; dan Juliwati Husman, Direktur Marketing & Sales PT Yupi Indo Jelly Gum.
Dikatakan Direktur Marketing & Sales dari Yupi Juliwati Husman, seluruh produk Yupi yang diproduksi di pabrik Yupi di Gunung Putri, Bogor, sudah melalui proses sertifikasi halal, termasuk sertifikasi Good Manufacturing Practice (GMP) dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) sejak tahun 2003 dan ISO 22000 sejak tahun 2008.
“Selama lebih dari 25 tahun Yupi terus berkomitmen untuk memproduksi permen Gummy yang sehat dengan standar kualitas internasional dan tentunya aman untuk seluruh penikmatnya di manapun mereka berada,” ungkap Juliwati.
Lebih jauh ia menegaskan, dalam proses produksi di Indonesia, Yupi menggunakan gelatin sapi, dimana bahan ini bisa membuat tekstur permen jauh lebih lembut dibandingkan permen lainnya, sehingga produk jadi jauh lebih mudah dibentuk. “Tidak hanya itu, beberapa produk inovasi terbaru dari Yupi, seperti Yupi CDZ, bahkan sudah mengandung vitamin C, D, dan Zinc. Jadi, selain halal, produk ini juga aman dan sehat untuk dikonsumsi,” ucapnya.
Diakui Juliwati, kendati beberapa kali tersandung kasus hoax, Yupi tak berniat membawa kasus tersebut ke jalur hukum. “Kami memilih pendekatan persuasif dan edukatif kepada masyarakat, agar tidak termakan isu hoax. Edukasi ini akan kami lakukan secara berkesinambungan,” ucapnya.
Masih rendahnya literasi tentang hoax di Indonesia terungkap dari data yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Katadata Insight Center pada awal 2022 ini, yang menyebutkan bahwa 45,5% responden di Indonesia ragu dalam mengidentifikasi kebenaran suatu berita. Bahkan, hampir 12% responden mengaku pernah menyebarkan berita yang ternyata hoax. Adapun tiga konten hoax yang paling banyak ditemui adalah tentang politik, agama, dan kesehatan.