MIX.co.id – Memperingati Bulan Kesadaran Kanker Paru Sedunia, AstraZeneca berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Plan Indonesia menyelenggarakan talkshow edukatif bertajuk “Lung of the Future: Young Health Program Drives Lung Cancer Screening”.
Kegiatan talkshow bertujuan memberikan pemahaman kepada para pemuda mengenai faktor risiko kanker paru dan pentingnya bagi orangtua dan keluarga untuk menjalani skrining kanker paru secara dini.
President Director AstraZeneca Indonesia, Se Whan Chon menuturkan bahwa AstraZeneca Young Health Programme (YHP) di Indonesia telah mencapai kemajuan yang luar biasa sejak 2018, mencapai hasil yang signifikan.
Selama periode ini, program telah melatih 927 pendidik sebaya yang telah berperan penting dalam memberikan manfaat langsung bagi lebih dari 59 ribu pemuda dan lebih dari 5 ribu orang dewasa.
“YHP telah berdampak pada masyarakat, memberikan manfaat tidak langsung bagi lebih dari 525 ribu pemuda dan lebih dari 595 ribu anggota masyarakat,” ujar Se Whan pada acara talkshow yang diadakan di Jakarta, Rabu (1/11).
Seperti diketahui, AstraZeneca YHP adalah inisiatif global yang bertujuan untuk memberdayakan para pemuda agar dapat membuat pilihan informasional terkait kesehatan dan kesejahteraan mereka, dengan fokus khusus pada penyakit tidak menular.
Menurut Elisna Syahruddin, Executive Director di Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO), kanker paru adalah penyakit tidak menular, tetapi sangat serius karena dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan kematian. Kanker paru memerlukan waktu lama untuk menunjukkan gejala sehingga untuk mendeteksinya perlu dilakukan skrining kanker paru secara dini.
Mendeteksi kanker paru-paru secara dini sangat penting karena gejala sering muncul ketika penyakit sudah dalam stadium lanjut. Gejala ini meliputi batuk yang persisten, nyeri dada, dan kesulitan bernapas yang tidak membaik dengan pengobatan.
“Meskipun kanker paru adalah kondisi serius, kemajuan dalam perawatan medis memberikan harapan, dan berhenti merokok serta meminimalkan paparan risiko seperti polusi udara sangat penting untuk pencegahan,” ujar Elisna.
Ketua Tim Kerja Penyakit Kanker dan Kelainan Darah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Theresia Sandra D. Ratih mengungkapkan skrining kanker paru dapat dilakukan di Puskesmas. “Puskesmas melakukan deteksi dini lewat analisa mendalam untuk melihat apakah kemungkinan risiko rendah, sedang atau tinggi,” jelasnya.
Jika hasil skrining menunjukkan risiko tinggi maka akan dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) untuk konsultasi dengan dokter Spesialis Paru atau Penyakit Dalam dan dilakukan pemeriksaan rontgen toraks Low Dose CTScan (LDCT) sebagai skrining lanjutan.
Page: 1 2
MIX.co.id - Tahun 2023, BCA Digital secara proaktif dan konsisten menginisiasi kegiatan literasi, edukasi, dan…
MIX.co.id – Memperingati Hari Ibu, Kalbe Nutritionals melalui salah satu produknya Prenagen Lactamom meluncurkan kampanye…
MIX.co.id - Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, Erha Clinic meluncurkan program circular economy "Start…
MIX.co.id - Sepanjang 2024, Smartfren telah menggelar rangkaian program corporate social responsibility (CSR) melalui lima…
Isu keberlanjutan kini menjadi fokus global, mendorong perusahaan dan masyarakat untuk menemukan cara yang dapat…
MIX.co.id - Pada kehidupan modern saat ini, berbagai aktivitas manusia sering memberikan dampak buruk terhadap…