MIX.co.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi berkolaborasi menggelar “Workshop Literasi Digital” di Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo, pada akhir September lalu di Universitas Flores, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Objektif workshop ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai literasi digital kepada lebih dari 300 orang peserta perwakilan masyarakat dan komunitas di Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Tema workshop di Kabupaten Ende adalah “Pemahaman Pemakaian Sosial Media Dalam Melakukan Filter Terhadap Berita Hoax”, dengan narasumber P.D. Indriastuty seorang Key Opinion Leader (KOL) Ende, Ferdinandus Lidang Witi sebagai tokoh pendidikan Ende, dan Indriyatno Banyumurti selaku pegiat literasi digital dari ICT Watch.
Kepala Dinas (Kadis) Kominfo Kabupaten Ende Supriyanto menerangkan, “Pemerintah harus berkolaborasi dengan masyarakat dan stakeholder lainnya agar nilai-nilai kebenaran dan etika dapat dijalankan tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya dalam menggunakan teknologi digital.”
Selanjutnya, Indriastuty atau yang akrab disapa Tuteh dalam paparannya menyampaikan bahwa kebiasaan ingin dianggap paling pertama tahu tentang sesuatu merupakan racun di dalam masyarakat. Hal itu membuat masyarakat cenderung tidak melakukan verifikasi terhadap suatu informasi agar cepat menyebarkan informasi itu.
Tuteh menyarankan, ada enam cara untuk menangkal hoax di masyarakat. Keenam cara itu adalah waspadai judul berita yang provokatif; cermati situs berita yang dibaca; cek keaslian foto/video yang tersebar; saring sebelum sharing; ikuti situs anti hoax (https://turnbackhoax.id/ atau https://aduankonten.kominfo.go.id); dan jangan berhenti menyebarkan informasi mengenai cara menangkal hoax.
"Hati-hati mengklik tautan di media sosial, karena dapat...