Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, pada semester kedua tahun ini memutuskan untuk memanfaatkan pameran “Refrigeration & HVAC Indonesia (RHVAC) 2018” untuk mengedukasi market tentang Teknologi Hydrocarbon. Teknologi baru tersebut dikenal sebagai teknologi pendingin yang mampu mengefesiensi energi sekaligus mampu mengembangkan industri lokal yang berdampak pada tingginya penggunaan TKDN (Tingkat Penggunaan Komponen Dalam Negeri).
Melalui pameran RHVAC 2018, dijelaskan Direktur Koservasi Energi Kementerian ESDM RI Dr. Hariyanto, Pemerintah ingin memperkenalkan sekaligus mengedukasi tentang teknologi Hydrocarbon. “Teknologi Hydrocarbon ini telah digunakan pada Mesin Es Blok di industri perikanan, yang biasa digunakan nelayan untuk mendinginkan sekaligus mengawetkan ikan. Dengan teknologi tersebut, harga es balok bisa jauh lebih murah, yakni bisa sepertiga lebih murah dari harga yang tidak menggunakan teknologi Hydrocarbon,” paparnya di sela-sela Pameran RHVAC 2018 pada hari ini (27/9), di JIExpo Kemayoran-Jakarta.
Oleh karena itu, diyakini Hariyanto, edukasi sekaligus sosialisasi kepada para nelayan menjadi penting guna memperkenalkan Teknologi Hydrocarbon serta manfaatnya. “Rencananya, kami akan menerapkan teknologi Hydrocarbon ini ke 800 titik daerah nelayan yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain edukasi melalui pameran RHVAC 2018, kami juga akan melakukan edukasi kepada komunitas-komunitas nelayan,” lanjutnya.
Namun, sebagai langkah awal, Teknologi Hydrocarbon sudah akan diimplementasikan di wilayah Labuan Bajo. “Kemungkinan, 2-3 bulan ke depan, teknologi Hydrocarbon sudah akan terpasang di sana dan dapat dimanfaatkan oleh komunitas nelayan di sana,” tuturnya.
Sebelumnya, menurut Hariyanto, sebenarnya teknologi Hydrocarbon sudah pernah diujicobakan pada AC Central (Chiller). “Waktu itu, ada lima pilot project yang sudah menggunakan teknologi Hydrocarbon, yakni Phapros Semarang, Poltek Negeri Bandung, Poltek Bali, dan dua di Pertamina. Kami otpimis, ke depannya teknologi Hydrocarbon yang dapat dibuat di Indonesia ini dapat mewujudkan Revolusi Industri 4.0,” katanya.
Sementara itu, tema yang diusung RHVAC 2018 adalah ‘Quality Cold Chain, Refrigeration & Climate Technology Needs across Indonesia’s Building and Commercial Industries’. Digelar mulai 26 hingga 28 September, RHVAC menyatukan 238 perusahaan dari 15 negara yang merupakan perusahaan terkemuka dan pemimpin di industri seperti Gree, Daikin, Tecnopool, Bitzer, Shinmei, dan lain-lain.
Dengan mencatat peningkatan partisipasi peserta sebesar 30% dibandingkan tahun lalu, pameran ini menggunakan lebih dari 6.000 meter persegi ruang pameran di 4 hall Jakarta International Expo, Kemayoran. Dengan mengoptimalkan akses langsung ke para pakar dan profesional perusahaan di lokasi pameran, pengunjung dapat berkomunikasi langsung dengan mereka untuk membahas produk yang sesuai dan diperlukan, mendapatkan penawaran atau kesepakatan kemitraan secara efektif selama pameran. RHVAC 2018 diperkaya dengan 4 konferensi dan seminar serta 15 workshop oleh peserta pameran untuk menjawab isu-isu penting yang mempengaruhi pasar HVACR dalam negeri.