Kepemimpinan dalam industri public relations (PR) memiliki banyak tantangan yang perlu diatasi untuk dapat menghadapi berbagai tuntutan dan perubahan di era digital ini. Dalam buku "Strategic Public Relations Leadership" karya Paul E. Willis dan Anne Gregory, banyak hal dibahas terkait kepemimpinan public relations dan bagaimana PR harus diarahkan ke arah yang lebih strategis.
Salah satu masalah kepemimpinan dalam PR adalah terkait dengan pengukuran hasil yang akurat. Dalam industri PR, seringkali sulit untuk mengukur dampak dari kampanye PR. Banyak perusahaan hanya memperhatikan output dan bukan outcome, sehingga hasil yang diukur tidak selalu sesuai dengan tujuan awal kampanye PR. Ini menimbulkan masalah ketika para pemimpin PR harus mempertanggungjawabkan anggaran yang telah digunakan kepada manajemen atas dampak kampanye yang dilakukan.
Selain itu, para pemimpin PR juga dihadapkan pada tantangan untuk dapat menavigasi perubahan lingkungan bisnis yang terus berubah. Di era digital saat ini, para pemimpin PR harus mampu memahami dan mengikuti tren media sosial dan teknologi yang terus berkembang, serta dapat menyesuaikan strategi PR dengan berbagai perubahan tersebut.
Problematik kepemimpinan PR juga berkaitan dengan tuntutan untuk memiliki keterampilan yang lebih luas, termasuk kemampuan untuk memahami data dan teknologi. Para pemimpin PR perlu mampu menggunakan teknologi dan alat analitik untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya, sehingga dapat memahami kebutuhan dan preferensi konsumen secara lebih baik. Selain itu, kemampuan untuk memahami angka dan data juga sangat penting untuk mengukur keberhasilan kampanye PR dan menentukan arah strategi PR di masa depan.
Kepemimpinan PR juga harus mampu mengembangkan dan mempertahankan budaya perusahaan yang positif dan inklusif. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepuasan karyawan dan memperkuat citra merek perusahaan. Para pemimpin PR harus dapat menciptakan budaya yang mendorong kreativitas dan inovasi, serta membangun hubungan yang baik antara karyawan, klien, dan mitra bisnis.
Terakhir, kepemimpinan PR juga harus dapat mengelola krisis dengan baik. Dalam industri PR, krisis dapat terjadi sewaktu-waktu dan dapat berdampak negatif pada citra merek dan reputasi perusahaan. Oleh karena itu, para pemimpin PR harus mampu mengatasi krisis dengan cepat dan tepat, serta mampu membangun kembali citra positif perusahaan dengan cara yang efektif.
Beberapa saran dan solusi yang ditawarkan Willis dan Gregory untuk mengatasi problematik kepemimpinan dalam industri public relations. Pertama, penting bagi pemimpin public relations untuk memahami dan mengevaluasi peran mereka dalam organisasi secara menyeluruh.
Seorang pemimpin public relations harus memahami dan mengambil tanggung jawab dalam memahami tujuan, nilai, dan misi organisasi serta memastikan bahwa public relations berkontribusi secara efektif dalam mencapai tujuan tersebut. Hal ini juga termasuk membangun kemitraan yang strategis dengan pemimpin dan anggota tim lainnya.
Kedua, penting bagi pemimpin public relations untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang memadai. Willis dan Gregory menekankan bahwa seorang pemimpin public relations harus memahami tugas dan tanggung jawabnya, termasuk dalam mengembangkan strategi, mengelola tim, mengkomunikasikan informasi dengan jelas, dan memastikan transparansi dan akuntabilitas.
Ketiga, pemimpin public relations juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi dan media sosial serta bagaimana mengelola dampaknya pada organisasi dan masyarakat. Pemimpin public relations harus mampu menggunakan teknologi dan media sosial secara efektif dalam mendukung tujuan organisasi serta mengatasi tantangan dan risiko yang terkait dengan penggunaannya.
Buku ini memberikan wawasan yang berguna tentang kontribusi strategis public relations dan kepemimpinan public relations. Dalam menjelaskan topik yang kompleks, para penulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan contoh kasus yang relevan.
Buku ini dapat menjadi sumber bacaan yang berguna bagi praktisi public relations yang ingin meningkatkan kemampuan strategis mereka atau para eksekutif senior yang ingin memahami kontribusi public relations dalam mencapai tujuan organisasi.(Edhy Aruman)