AI HEBAT, TAPI GAGAL PAHAMI MANUSIA

Para pemimpin bisnis perlu sadarkecerdasan buatan tak cukup: AI adalah mesin, dan mesin bisa menganalisis data, tapi gagal memahami emosi, moral, dan makna manusia. Ini bahaya tersembunyinya.

.

.

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini menjelma menjadi kekuatan transformatif di hampir semua sektor industri. Mulai dari asisten virtual, sistem rekrutmen otomatis, hingga analisis data berskala besar—AI menjanjikan efisiensi dan ketepatan dalam membuat keputusan bisnis.

Namun, di balik daya tariknya yang futuristik, AI menyimpan sejumlah keterbatasan mendasar yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Terlebih dalam konteks kepemimpinan, etika, dan pengambilan keputusan strategis.

Canggih, Tapi Tidak Memahami Manusia

AI memang andal dalam menyaring informasi, mengenali pola, dan mengeksekusi instruksi dengan presisi tinggi. Namun, satu hal penting yang tidak dimiliki AI: pemahaman konteks emosional dan budaya. AI bekerja berdasarkan data dan logika statistik, bukan empati dan intuisi.

Dalam dunia bisnis, konteks komunikasi sangat menentukan arah negosiasi. Ketika seorang rekan berkata, “Kamu serius dengan penawaran ini?”, manusia bisa langsung menangkap sinyal ketidaksenangan atau ironi di balik ucapan tersebut. AI, di sisi lain, akan menafsirkannya sebagai pertanyaan literal, karena tidak memiliki sensitivitas terhadap nada suara atau ekspresi non-verbal. Di sinilah letak keterbatasan AI: ia tidak bisa membaca yang tersirat.

Tidak Bisa Berempati atau Menilai Moral

Pengambilan keputusan dalam bisnis tak jarang menyentuh ranah etika. AI, meski hebat dalam menyajikan opsi berbasis data, tidak punya rasa empati atau moralitas. Ia tidak tahu mana yang “benar” dalam situasi kemanusiaan yang kompleks.

Bayangkan seorang karyawan datang terlambat karena menolong lansia yang kolaps di depan rumahnya. Seorang manajer manusia mungkin akan memberikan pengertian dan apresiasi. Namun, sistem AI hanya akan menandai kehadiran sebagai “terlambat” tanpa mempertimbangkan konteks kemanusiaan tersebut.

Bias yang Tertanam dalam Data

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)