MIX.co.id – Sampah, energi, dan pangan menjadi persoalan sosial dan lingkungan yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia.
Terkait sampah misalnya, bangsa Indonesia tercatat sebagai kontributor sampah laut kedua terbesar di dunia. Ironisnya, sekitar 70% dari bobot sampah yang dihasilkan tersebut adalah sampah makanan.
Sedangkan pada energi, Indonesia sebenarnya menyimpan sumber energi terbarukan melimpah, seperti air, angin, geothermal, surya, dan biomassa. Sayangnya, kekayaan sumber energi terbarukan Indonesia ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Tantangan-tantangan tersebut menjadi pemicu diadakannya KITA Forum 2022 yang akan mengetengahkan tiga isu utama, yakni makanan, sampah, dan energi.
“KITA Forum 2022 bertujuan untuk membuat ruang pertemuan dan kolaborasi bagi para social entrepreneur, content creator, dan korporasi,” ujar Founder KITA, Hanan Attaki pada acara jumpa media yang diadakan di Stuja Coffe Cipete, Jakarta Selatan, Jumat (23/9).
Ketiganya, menurut Hanan, adalah yang paling berpotensi untuk bekerja sama menjadikan tantangan sebagai kesempatan berkarya.
Ia menjelaskan, social entrepreneur menggunakan pendekatan bisnis untuk penuntasan problem sosial. Content creator punya kemampuan memunculkan narasi baru dan mengangkat kepedulian publik atas segala hal yang diperjuangkan oleh social entrepreneur. Sementara korporasi punya dana dan kedisiplinan menjadikan inisiatif kecil jadi besar, dan hal besar jadi berskala raksasa.
“Ketiganya adalah pilar utama ekosistem bisnis sosial yang berkesinambungan,” imbuh Hanan.
KITA Forum 2022 akan diselenggarakan pada Minggu, 2 Oktober 2022 di Ciputra Artpreneur Lotte Avenue Jakarta. Menghadirkan narasumber kompeten seperti Wida Septarina (Foodbank of Indonesia), Abdul Latif (Kepul.ID), Fahri Reza (Jubelo.ID), Moh Syahrial (Tamaris Hidro) dipandu oleh Raffi Ahmad, Rene Suhardono dan Dena Haura.
Forum ini diharapkan dapat mendongkrak potensi kewirausahaan sosial bagi masyarakat, terutama generasi Z dan Y melalui ekosistem bisnis sosial yang baik dan terarah. Dengan semangat kolaborasi, ekosistem ini nantinya mampu berperan aktif menangani berbagai masalah sosial dan lingkungan di Indonesia. ()