KLHK Latih Ribuan Kelompok Tani Kembangkan Hasil Hutan Bukan Kayu

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar program “Bimbingan Teknis dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Masyarakat di dalam Kawasan Hutan”, pada akhir Februari ini (25/2). Program ini digelar secara serentak dan virtual yang terpusat di komplek kantor KLHK Jakarta. Dengan demikian, pelatihan terhubung secara online dengan 68 lokasi di 21 Provinsi.

Pada kesempatan ini, KLHK melibatkan 1.830 orang peserta yang merupakan Masyarakat/Kelompok Tani Hutan binaan 76 Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan 50 UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Selain itu, terlibat juga 26 Kelompok Masyarakat Mitra IUPHHK-HA dan 20 Kelompok Masyarakat Mitra IUPHHK-HT.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menegaskan, ke depan, HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) akan menjadi mainstream/arus utama dalam pemanfaatan hutan di Indonesia dan akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat jika dikelola dengan baik.

"Hasil Hutan Bukan Kayu dari kawasan hutan memiliki potensi yang sangat besar, dan memiliki peran signifikan terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga masyarakat, peningkatan ekonomi lokal, dan kelestarian hutan itu sendiri," tuturnya.

Lebih jauh ia menerangkan, pelatihan ini juga untuk mendukung program pemberian akses legal pengelolaan hutan untuk masyarakat. Pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat ini akan meningkatkan keterampilan dan produktivitas masyarakat dalam memanfaatkan hutan terutama dari HHBK.

Beberapa komoditi HHBK yang potensial dikembangkan antara lain Daun Kayu Putih, Kopi, Getah, Bambu, Jagung, Sereh Wangi, Rumput Gajah, Gula Aren, Gamal, Rotan, Aren, Cengkeh, Damar, Gaharu, Getah, Kulit Kayu, Kemenyan, Kemiri, Kenari, Madu, Sagu, dan lain sebagainya

Untuk saat ini, HHBK juga sudah mulai menjangkau pasar ekspor, seperti produk madu dan gaharu. "Saya kira dengan titik tolak kita bersama-sama memahami dan membangun bagaimana kita memperkuat langkah-langkah produktif HHBK ini, akan semakin meningkatkan ekspor kita," lanjutnya.

Saat ini, potensi HHBK tercatat sebesar 66 juta ton. Di 2020, produksinya baru sebesar 558 ribu ton dengan PNBP Rp 4,2 miliar. Tiga jenis HHBK dengan produksi tertinggi berasal dari HHBK kelompok getah sebanyak 126 ribu ton, kelompok biji-bijian sebanyak 114 ribu ton, dan kelompok daun/akar sebesar 63 ribu ton.

Plt. Dirjen Pengelolaa Hutan Lestari (PHL) Bambang Hendroyono mengatakan, "Kegiatan Bimbingan Teknis dan Pelatihan ini, serta pemberian bantuan Alat Usaha Ekonomi Produktif Masyarakat yang diperuntukan bagi Masyarakat yang memiliki akses legal di 16 Wilayah Kerja UPT BPHP adalah upaya untuk meningkatkan ketahan ekonomi masyarakat di tengah masa Pandemi Covid-19 melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan serta daya beli."

Hadir dalam pembukaan bimbingan teknis pejabat struktural eselon I dan II KLHK, Bupati Kabupaten Bireun, Kepala Dinas yang membidangi Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kepala Balai Pengelolaan Hutan Produksi (BPHP) Wilayah I sd XVI; Kepala KPH, dan Masyarakat Tani Hutan.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)