MIX.co.id - Sebagai pionir perusahaan kecantikan berbasis sains, L’Oreal berkomitmen untuk terus menghadirkan terobosan ilmiah yang berakar pada kebutuhan rambut dan kulit konsumen yang dinamis. Salah satunya Melasyl, molekul revolusioner untuk mengatasi gangguan hiperpigmentasi yang lahir dari hampir dua dekade penelitian global dan lokal. Didukung oleh Evaluation Intelligence (EI) Center yang telah hadir di Indonesia sejak 2012, L’Oréal Indonesia juga berkomitmen untuk menghadirkan inovasi yang menjawab kebutuhan unik konsumen di Indonesia.
Di L’Oréal, visi create the beauty that moves the world juga direalisasikan melalui komitmen riset dan inovasi (R&I). Dengan jaringan global yang mencakup lebih dari 4.000 peneliti di seluruh dunia yang saling terkoneksi, L’Oréal terus berkomitmen menciptakan produk yang tidak hanya efektif, tetapi juga relevan bagi konsumen lokal.
Dituturkan Melanie Masriel, Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L'Oréal Indonesia, pada hari ini (19/9), di Jakarta, “L’Oréal merupakan pionir di banyak aspek, antara lain pewarna rambut komersial pertama di dunia, model epidermis rekonstruksi pertama, hingga ratusan paten setiap tahunnya. Inovasi-inovasi kami tidak terjadi dalam semalam. Proses ini memerlukan dedikasi yang tinggi, dan tidak mungkin diciptakan dalam waktu semalam. Di L’Oréal, kami memastikan setiap inovasi yang kami hadirkan benar-benar teruji dan memberikan manfaat nyata bagi konsumen kami.”
Lebih jauh ia menjelaskan, konsumen Indonesia merupakan kelompok yang sangat penting bagi L’Oréal secara global. Hal ini terlihat dari peran sentral Evaluation Intelligence (EI) Center/ Pusat Evaluasi di Indonesia yang sejak 2012 telah membantu peneliti L’Oréal dalam mendapatkan wawasan mendalam mengenai tren dan kebutuhan konsumen di Indonesia, hingga mengevaluasi aspek sensorik dari produk agar produk-produk L’Oréal dapat menjawab kebutuhan konsumen lokal.
Berada pada iklim tropis, beberapa tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia berakar pada paparan sinar UV, seperti penggelapan warna kulit dan masalah fotoproteksi hingga pigmentasi. Sebuah studi menunjukkan bahwa 1 dari 2 orang di seluruh dunia khawatir terhadap gangguan pigmentasi. Bahkan, angka tersebut meningkat di antara konsumen Indonesia, dimana 73% masyarakat Indonesia mengaku khawatir dengan kemungkinan gangguan pigmentasi.
Itulah mengapa pigmentasi merupakan salah satu fokus utama dari L’Oréal. Berbekal lebih dari 35 tahun penelitian, L’Oréal telah memimpin dalam penelitian pigmentasi dengan fokus utama pada pemahaman mekanisme pigmentasi kulit dan pengembangan produk yang aman, efektif, dan berkelanjutan. Inovasi ilmiah teranyar adalah Melasyl, molekul revolusioner yang dapat membantu mengatasi gangguan pigmentasi pada kulit. Molekul yang telah dipatenkan oleh L’Oréal ini dikembangkan dan diuji melalui model kulit rekonstruksi berpigmen secara in-vitro (EPISKIN), inovasi metode alternatif tanpa pengujian hewan yang telah diadaptasi L’Oréal selama lebih dari 30 tahun.
“Penelitian tentang Melasyl telah dilakukan selama hampir 20 tahun di 13 negara. Molekul ini merupakan 1 dari 100.000 molekul yang kami uji, hingga akhirnya kami menemukan Melasyl. Di Indonesia sendiri, EI Center sangat berperan penting dalam mengevaluasi klaim efektivitas produk hingga pengalaman sensorik dari produk yang mengandung Melasyl, seperti aspek tekstur dari formula tersebut untuk memastikan produk ini nyaman dan mudah untuk digunakan oleh konsumen kami di Indonesia,” papar Akash Tiwari, Head of Research and Innovation (R&I) L’Oréal Indonesia.
Pusat evaluasi L’Oréal di Indonesia ini merupakan salah satu dari 13 fasilitas serupa yang tersebar di seluruh dunia. Tahun 2023 sendiri, fasilitas ini telah melibatkan lebih dari 12.500 orang dalam berbagai studi pengujian produk untuk memahami tren kecantikan dan kebutuhan lokal. “Dari jumlah ini, sekitar 9.000 perempuan ikut serta dalam pengujian produk perawatan kulit dan rambut, 2.000 orang dalam proses analisis tren digital, dan sesuai dengan misi kami, yaitu keterlibatan dan pemberdayaan komunitas ilmiah, tim L’Oréal Indonesia juga melibatkan 1.500 dokter spesialis kulit pada tahun 2023,” lanjutnya.
L’Oreal memahami bahwa kecantikan tidak hanya sekedar tentang penampilan, tetapi juga tentang kepercayaan diri, serta bagian integral dari kesehatan. Tidak heran, kandungan produk menduduki peringkat 3 besar dalam alasan utama konsumen memilih sebuah produk kecantikan (JakPat, 2024), bahkan lebih tinggi dibandingkan konsiderasi harga.
Selain itu, Beauty Consumer and Trend Report dari Insight Factory by SOCO menunjukan bahwa 77% konsumen kecantikan di Indonesia membaca ulasan sebelum membeli produk, menegaskan pentingnya transparansi dan inovasi berbasis bukti ilmiah untuk memenuhi ekspektasi mereka. Hal ini juga didukung oleh maraknya konten edukasi di platform digital seperti TikTok, yang telah mengubah cara konsumen memahami perawatan kulit.
“Dengan semakin meningkatnya kesadaran dan literasi konsumen, L’Oreal secara konsisten menghadirkan inovasi kecantikan berbasis sains. Sebab, L’Oreal percaya bahwa kecantikan dan sains dapat berjalan beriringan, memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan masa depan yang lebih sehat dan percaya diri untuk siapapun, dimana hal ini sejalan dengan komitmen L'Oréal yaitu creates the beauty that moves the world,” pungkas Melanie.