Studi yang dirilis Kantar dan The Trade Desk mengungkapkan, konten lokal memegang peranan penting dalam meningkatkan penggunaan Over the Top atau OTT (layanan dengan konten berupa data, informasi, atau multimedia yang berjalan melalui jaringan internet) secara signifikan. Di Indonesia, tayangan lokal merupakan konten yang paling banyak ditonton pengguna layanan streaming dengan persentase sebanyak 43%. Selanjutnya, disusul konten Korea 42%.
Untuk itu, layanan streaming Netflix, akhir Juni ini, menggelar diskusi virtual bertajuk “Membawa cerita-cerita terbaik dari Indonesia ke dunia”. Tiga kreator film “Ali & Ratu Ratu Queens” (ARRQ) hadir sebagai panelis diskusi. Mereka adalah produser dari Palari Films, Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia, serta sutradara Lucky Kuswandi. Panelis lainnya yang juga hadir adalah produser Shanty Harmayn dari BASE Entertainment dan Malobika Banerji, Director of Content SEA Netflix.
Melalui program tersebut, para pembicara mendiskusikan tentang pentingnya menghadirkan cerita-cerita lokal yang otentik dan relevan untuk memenangkan hati penonton global, serta bagaimana Netflix dan industri film lokal dapat bekerjasama untuk memfasilitasi hal tersebut.
Dituturkan Malobika Banerji, SEA Content Director Netflix, “Di Netflix, kami percaya bahwa cerita-cerita yang menggugah bisa datang dari mana saja dan disukai di mana saja. Ini seringkali dimulai dengan keinginan para sineas sendiri untuk membuat cerita yang menarik dan otentik. Ali & Ratu Ratu Queens merupakan contoh yang baik akan cerita otentik yang dapat beresonansi dengan siapapun yang pernah pindah ke negara lain dan menemukan ratu-ratu mereka sendiri. Indonesia sungguh kaya akan cerita-cerita lokal, budaya dan kreator berbakat dan kami sangat gembira telah diberi kesempatan untuk menemukan dan membagi cerita-cerita tersebut ke dunia.”
Sejak kehadirannya di Indonesia pada 2016, Netflix terus berkontribusi terhadap perkembangan industri film di Indonesia melalui kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk membawa cerita-cerita terbaik dari Indonesia ke penonton global.
“Kadang ada kesalahpahaman bahwa sebuah cerita harus memiliki unsur ‘internasional’ supaya dapat menarik perhatian penonton global. Namun, berdasarkan pengalaman kami, sebenarnya yang dicari adalah cerita-cerita yang otentik. Kami melihat industri film Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan kami selalu mencari peluang untuk dapat mendukung sineas Indonesia dalam menyampaikan cerita unik dan menggugah yang mereka miliki serta meningkatkan kapasitas para kreator. Diskusi ini merupakan bagian dari komitmen tersebut,” ungkap Malobika.
Ditambahkan Muhammad Zaidy, Produser ARRQ dari Palari Films, “Kami sangat bangga telah diberi kesempatan oleh Netflix untuk menyampaikan pesan kami melalui Ali & Ratu Ratu Queens. Setiap kali kami membuat film,
fokus kami tidak semata untuk menjadikannya global. Yang terpenting adalah berusaha sebaik mungkin membuat cerita yang menurut kami penting untuk diceritakan dan dapat beresonansi dengan banyak orang. Selalu jujur dan tulus dan fokus pada pembuatan cerita dan karakter dan yang lainnya akan mengikuti.”
Sementara itu, menurut Produser Shanty Harmayn dari BASE Entertainment, saat ini, merupakan saat yang paling mengasyikkan untuk menjadi kreator lokal di Indonesia, karena ada semakin banyak layanan streaming yang tersedia dan tertarik untuk menghadirkan cerita-cerita lokal.
“Sekarang kita sudah memiliki platform yang dapat membantu kita menjangkau penonton yang lebih luas. Langkah berikutnya yang perlu kita lakukan adalah meningkatkan kemampuan bercerita kita untuk dapat berbicara di pasar internasional. Kuncinya adalah relevansi, yang bukan berarti membuat cerita-cerita yang relevan bagi audiens global, tapi seringkali cerita-cerita tentang isu-isu spesifik dan mendalam seperti manusia, ekspresi dan koneksi emosional,” papar Shanty.