Konsumen Pilih Skincare Ketimbang Makeup

Semenjak konsumen diwajibkan menggunakan masker saat bepergian dan lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah, maka penggunaan beauty product konsumen pun bergeser. Konsumen lebih memilih membeli dan menggunakan produk skincare dibanding dengan makeup dekoratif.

Fakta itu terungkap dari hasil riset Inventure-Alvara pada Juni 2021 terhadap 532 responden yang tersebar di 7 kota besar di Indonesia. Secara detail, sebanyak 78,2% responden menjadi lebih sering membeli produk skincare dibandingkan dengan makeup dekoratif selama WFH. Selain itu 54,9% rutin menggunakan skincare untuk kesehatan kulit wajah dan tubuh serta menjaga penampilan.

Ketika pemakaian masker menjadi permanen seiring berlarut-larutnya pandemi, kata Managing Partner Inventure Yuswohady, maka perilaku konsumen dalam merias muka juga akan berubah.

Marketers harus bisa menemukan end game dari perubahan perilaku ini dan meresponnya dengan meluncurkan produk yang relevan," sarannya dalam pemaparan hasil riset bertajuk "Indonesia Industry Outlook 2nd Semester 2021: Consumer Megashifts Post Vaccine" pada Senin (26/7) di Jakarta.

Sementara di bidang pendidikan, transisi pembelajaran dari offline ke online selama pandemi mengakibatkan sebagian siswa mengalami learning loss, dan berdampak pada penurunan nilai akademik.

Karenanya, keefektivitasan sekolah daring terus dipertanyakan, terutama oleh orang tua siswa. Setelah vaksin, sekolah tatap muka diharapkan segera dimulai, agar pembelajaran menjadi efektif kembali di tahun 2021 ini.

Studi Inventure-Alvara menemukan bahwa 80,8% responden menyatakan ingin sekolah segera membuka kelas tatap muka di tahun ini, terlebih dengan dimulainya program vaksinasi. Sementara itu sebanyak 85,3% responden menyatakan sekolah daring membuat siswa tertinggal mengikuti pelajaran.

Ke depan, ujarnya, proses pembelajaran anak sekolah akan dilaksanakan secara hybrid. Sebagian dilaksanakan secara offline, sebagian lain dilakukan secara online.

“Konten pembelajaran yang bersifat pengetahuan masih efektif dilakukan secara online. Sementara konten pembelajaran yang bersifat keterampilan dan penanaman nilai-nilai akan efektif jika dilakukan secara online," tutup Yuswohady. ()

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)