Korea Foundation dan ARCOLABS Gelar Seri Kuliah Gratis

MIX.co.id - Korea Foundation bersama ARCOLABS menggelar seri kuliah gratis bertajuk “Post Human & Art”. Digelar secara online melalui Zoom dan Youtube, kuliah gratis ini mendapat antusias dari ratusan peserta yang mengikuti. Mereka terdiri dari mahasiswa, pelaku seni rupa, desain, sains, dan masyarakat umum Indonesia. Kuliah ini digelar dalam bahasa Korea dan Indonesia dengan penerjemah. Para peserta juga berhak mendapatkan sertifikat elektronik.

Dituturkan Direktur Korea Foundation cabang Jakarta Bae Sung Won, masyarakat bisa melihat aktivitas pertukaran dan kerja sama yang aktif di berbagai bidang seperti seni tradisional dan K-pop. Akan tetapi, tampaknya aktivitas pertukaran di bidang seni rupa kontemporer masih tergolong lemah.

"Oleh karena itu, Lecture Series on Posthuman & Art yang diadakan ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk mempromosikan pertukaran seni kontemporer, yang saat ini menjadi poros penting dalam dunia seni, serta mampu menciptakan ikatan masa depan bersama melalui berbagai macam kerja sama," ungkapnya pada awal Desember ini.

Pada kuliah gratis ini, Unhappy Circuit, seorang seniman media baru Korea, memberikan materi seri kuliah pertama. Dia mengaku dirinya menyukai suka science fiction yang sebelumnya hanya dianggap imajinasi tontonan atau bacaan saja. Kini manusia hidup pada saat sains fiksi itu nyata.

"Oleh karena itu, saya merasa apa yang dilihat pada saat saya kecil bisa diekspresikan melalui karya seni. Saat ini saya sangat tertarik pada tema hubungan manusia dengan semesta. Melalui karya, saya berharap dapat memperluas pemahaman akan kemanusiaan dan peradaban manusia," paparnya.

Ia berharap dengan adanya seri kuliah gratis ini dapat mendorong seniman muda dan mahasiswa seni Indonesia untuk termotivasi untuk berkreasi sendiri. Karyanya sendiri didasarkan pada konvergensi berbagai disiplin ilmu, seperti seni, astronomi, biologi, ilmu data, dan linguistik.

Bob Edrian, seorang kurator dan penulis yang memoderatori acara melihat gagasan Post Human diwakili oleh rangkaian kekaryaan seniman mulai dari musik, kecerdasan buatan, hingga pesan interstellar. "Kita juga melihat bagaimana kemungkinan seni dan teknologi bergabung bisa menghasilkan banyak varian baru. Seni bisa memicu manusia untuk berpikir dengan perspektif yang lain," jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)