PT Indosat Tbk (“Indosat Ooredoo” atau “Perusahaan”) mengawali tahun 2016 dengan pertumbuhan kuat yang dipicu oleh layanan data, dimana pertumbuhan trafik data sebesar 52,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Perusahaan juga mencatat pertumbuhan untuk pendapatan sebesar 11,8% terhadap periode yang sama tahun sebelumnya, dengan membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp6,8 triliun untuk triwulan pertama 2016.
Pertumbuhan pendapatan ini didukung oleh pendapatan Selular yang meningkat sebesar 15,8% pada triwulan pertama 2016. Terutama dari peningkatan pendapatan Data, SMS, Telepon dan VAS yang diimbangi dengan penurunan dari pendapatan interkoneksi. Jumlah pelanggan selular pada akhir triwulan pertama 2016 mencapai 69,8 juta pelanggan, meningkat 3,3 juta pelanggan dibandingkan triwulan pertama 2015 karena kampanye akuisisi yang agresif setelah persepsi kualitas jaringan meningkat. Penambahan pelanggan utama didominasi oleh pengguna data.
Khusus Pendapatan Data Tetap (MIDI) meningkat sebesar 1,0% dibandingkan triwulan pertama 2015, utamanya disebabkan adanya peningkatan kapasitas fixed internet. Dan Pendapatan Telepon Tetap (Telekomunikasi Tetap) turun sebesar 21,4% dibandingkan triwulan pertama 2015 yang disebabkan turunnya trafik dan menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dólar Amerika Serikat.
Alexander Rusli, President Director andCEO Indosat mengatakan, "Setelah melalui tahun 2015 dengan hasil yang sangat baik, kita sangat optimis dengan pencapaian tahun 2016 yang mulai terlihat dalam triwulan pertama ini. Walaupun industri di triwulan pertama ini secara musimam sedikit melemah, kami akan jalankan strategi dengan segenap kekuatan untuk memenangkan pertempuran.”
HUTANG PERUSAHAAN
Per tanggal 31 Maret 2016, total hutang Indosat naik sebesar 4,8% dibandingkan dengan tanggal 31 Maret 2015. Pembayaran yang dilakukan dalam tahun tersebut adalah pembayaran cicilan Pinjaman SEK Tranche A, B dan C sebesar USD45,0 juta, cicilan Pinjaman HSBC Coface dan Sinosure sebesar USD20,1 juta, cicilan Pinjaman Komersial 9 tahun dari HSBC sebesar USD4,1 juta, percepatan pelunasan GN 2020 sebesar USD650 juta, pelunasan Obligasi VI seri B sebesar Rp320,0 miliar, pembayaran fasilitas RCF BSMI sebesar Rp250 miliar, pembayaran fasilitas kredit investasi BCA sebesar Rp100,0 miliar dan pembayaran pinjaman dari kepentingan non-pengendali APE** sebesar Rp15,75 miliar. Penambahan hutang sepanjang 31 Maret 2015 sampai 31 Maret 2016 adalah penarikan fasilitas RCF BCA sebesar Rp1.600,0 miliar, penarikan fasilitas RCF BNI sebesar Rp600,0 miliar, penarikan fasilitas RCF BTMU sebesar Rp250,0 miliar, penarikan fasilitas RCF BNPP sebesar Rp50,0 miliar, penerbitan Obligasi Berkelanjutan Indosat I Tahap II sebesar Rp2,68 triliun, penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Indosat I Tahap II sebesar Rp416,0 miliar, penerbitan
Obligasi Berkelanjutan Indosat I Tahap III sebesar Rp794,0 miliar, penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Indosat I Tahap III sebesar Rp106,0 miliar, USD RCF Mizuho sebesar USD30,0 juta, USD RCF DBS sebesar USD50,0 juta serta USD RCF ANZ sebesar USD100,0 juta.