MIX.co.id – Di tengah maraknya wacana pertambangan nikel di Indonesia, NGO lingkungan hidup Perkumpulan Telapak, mengambil sikap proaktif dengan menyelenggarakan acara talkshow bincang-bincang secara hybrid bertajuk “Talkshow Nikel: Peluang atau Petaka?"
Talkshow digelar di Jakarta, Rabu (28/2), menyoroti peran penting nikel dalam lanskap sosio-ekonomi dan potensi dampak buruknya terhadap lingkungan jika tidak ditanggulangi.
Dalam event tersebut, ditampilkan video dokumenter kunjungan Perkumpulan Telapak ke lokasi pertambangan PT Trimegah Bangun Persada (TBP) untuk memberikan gambaran bahwa operasional penambangan nikel tidak semuanya buruk.
Melalui penyampaian cerita secara visual, Telapak ingin menjembatani kesenjangan antara wacana dan kenyataan di lapangan.
Menurut Muhammad Djufryhard, Coordinator Media Site Visit Telapak, pemahaman komprehensif mengenai industri nikel sangat penting.
“Acara talkshow ini menyampaikan fakta di lapangan, di mana TBP sudah punya upaya bagus menjaga lingkungan dan memberdayakan masyarakat,” katanya.
“Tidak ada pembuangan limbah ke laut, beberapa kelompok masyarakat desa juga sudah dilibatkan dalam aktivitas ekonomi, sekarang tinggal ditingkatkan dan diperluas upaya bagusnya,” imbuh Djufryhard.
Meski begitu, WALHI yang hadir menjadi pembicara talkshow, menyoroti agar TBP tetap memperhatikan potensi dampak kerusakan lingkungan yang mungkin timbul.
Fanny Tri Jambore, Manajer Kampanye Tambang & Energi WALHI mengungkapkan bahwa Pulau Obi – terletak di Halmahera Selatan, Maluku Utara – dikelilingi oleh 19 tambang nikel. Akibatnya, kerusakan lingkungan pasti tak terhindarkan.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu adanya perubahan paradigma kebijakan secara menyeluruh yang mengarah pada proteksi lingkungan dan masyarakat lingkar tambang.
“Upaya Telapak perlu diapresiasi, tinggal bagaimana cara mengawalnya secara menyeluruh,” tegas Fanny.
Talkshow dihadiri NGO lain seperti JATAM dan Auriga Nusantara, mahasiswa, serta media.
Dalam event ini seluruh peserta melihat secara positif upaya yang dilakukan Telapak terhadap kegiatan operasional tambang sehingga dapat menghasilkan video dokumenter dan kajian sosial terhadap TBP.
“Kajian dari Telapak perlu disambut baik sehingga informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di Pulau Obi dapat dipahami oleh masyarakat luas,” tutur Muhammad Jamil, Kepala Divisi Hukum dan Kebijakan JATAM.
Perkumpulan Telapak berkomitmen untuk melakukan kegiatan serupa di luar Jakarta. Organisasi ini bertujuan untuk memperluas dialog ke berbagai wilayah, melibatkan komunitas lokal, perusahaan, akademisi, hingga masyarakat umum. ()