Layanan video on demand terus bertumbuh signifikan tiap tahunnya. Hal itu ditandai dengan makin banyaknya pemain di sektor tersebut. Sebut saja, Hooq, Iflix, Netflix, Viu, Viki, iTunes, Tribe, hingga Google Play. Sementara itu, industri lain berbasis digital seperti eCommerce dan gaming, juga terus bertumbuh.
Fakta itulah yang membuat Limelight Network mulai melirik pasar Indonesia. Dikatakan Jaheer Abbas, Sr. Director of Sales South East Asia & India Limelight Networks, “Indonesia merupakan pasar yang potensial. Di samping jumlah populasinya yang tinggi, banyak klien kami yang telah men-deliver content-nya untuk pasar Indonesia.”
Oleh karena itu, untuk menyasar pasar B2B (Business to Business), lanjut Jaheer, Limelight Network menargetkan dua jenis klien di Indonesia, yakni perusahaan di luar negeri yang men-deliver content-nya ke pasar Indonesia serta perusahaan di Indonesia yang men-deliver content-nya untuk pasar Indonesia maupun mancanegara.
“Kami menargetkan perusahaan yang bergerak pada layanan video on demand, e-Commerce, gaming company, hingga media dan broadcast. Limelight Network juga akan menyasar segmen startup digital di Indonesia dengan menawarkan paket khusus starter pack SMB (Small Medium Business) yang sudah termasuk free server hingga layanan teknologi terbaru. Paket seperti ini sebenarnya juga sudah kami hadirkan di global,” papar Jaheer yang menyebutkan bahwa saat ini Limelight sudah memiliki 1.500 customer di seluruh dunia.
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa salah satu layanan yang ditawarkan Limelight Network adalah CDN (Content Delivery Network). Dengan adanya CDN, end user nantinya tidak akan mengalami lag dan pengalaman mereka mengakses konten web ataupun video menjadi lebih cepat, karena mereka tidak perlu mengakses ke server utama, melainkan ke server CDN yang berlokasi lebih dekat.
Ada sejumlah benefit yang dapat diperoleh dari solusi yang ditawarkan Limelight Network. Pertama, keuntungan berupa low capex (Capital expense) investment, dimana dengan Limelight, perusahaan akan mampu mengurangi 25-50% biaya infrastruktur. Kedua, sebagai pemimpin di global CDN, maka klien akan mendapatkan the best technology terkini. Ketiga, Limelight memiliki scalability yang besar, karena telah memiliki 1.500 kustomer. Keempat, Limelight juga memiliki pengalaman sangat mendalam untuk audiens global. “USP (Unique Selling Point) dari Limelight Network adalah kami menyediakan layanan yang komprehensif,” ungkapnya.
Demi menggarap pasar Indonesia, tahun depan, Limelight berencana menghadirkan tim khusus yang akan berkantor di Indonesia. “Sampai saat ini, tim yang menggarap pasar Indonesia masih berkantor di Singapura,” tutupnya.