MIX.co.id - Memanfaatkan momentum Ramadan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar program literasi digital. Mengusung tema “Ramadan Sebagai Momentum Peningkatan Pemahaman Literasi Digital Ummat untuk Keseimbangan Dunia dan Akhirat”, program literasi digital tersebut digelar pada pertengahan April ini secara luring di Aula Pondok Pesantren Al-Mansyuriah, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Program tersebut diikuti oleh 800 peserta yang merupakan nasabah Bank Wakaf Mikro (BWM).
Objektif dari program tersebut adalah untuk menjalin silaturahmi, memperkokoh ukhuwah Islamiyah, dan meningkatkan pemahaman literasi digital masyarakat Provinsi NTB.
Rektor UNU Dr. Baiq Mulianah mengapresiasi kolaborasi antara UNU dengan Kemenkominfo dan OJK dalam memberikan edukasi mengenai literasi digital dan keuangan digital bagi para nasabah BWM. Baiq Mulianah juga turut menyampaikan mengenai prinsip dasar Ekonomi Syariah yang antara lain memuat tentang kerja keras dan saling tolong menolong antar manusia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala OJK NTB Rico Rinaldy turut menyosialisasikan mengenai peran dan fungsi OJK dan literasi keuangan digital kepada para peserta dalam menghadapi maraknya pinjaman online ilegal. “Banyak penawaran menggiurkan untuk mendapat dana dengan mudah. Hati-hati dan jangan mudah tergiur dengan hal tersebut, apalagi jika sudah menyangkut data pribadi. Jangan sampai data milik ibu-ibu disalahgunakan oleh orang lain. Sekarang ini, identitas diri seperti KTP jangan sampai bocor ke orang lain,” Rico mengingatkan.
Bambang Tri Santoso selaku Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan menyampaikan tugas yang dilakukan oleh Kemenkominfo, salah satunya adalah menyediakan infrastruktur internet. Dengan kehadiran internet, masyarakat bisa memanfaatkan adanya hal tersebut untuk produktif ke hal-hal positif.
Tidak hanya itu, Bambang juga menyampaikan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menangkal peredaran berita bohong. “Kita tidak hanya dituntut kreatif, tetapi juga dapat memiliki skill untuk membedakan berita asli dan berita bohong. Oleh sebab itu, penting untuk saring sebelum sharing dalam kehidupan bermedia sosial,” tandas Bambang.
Kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi Literasi Digital oleh anggota Pandu Digital Wilayah NTB, yaitu Lalu Muhammad Fauzan yang akrab disapa Fauzan dengan materi tentang pentingnya peran Pandu Digital dalam memberikan pendampingan terkait literasi digital bagi masyarakat yang menggunakan internet dan media sosial.
Fauzan mengatakan, “Menjadi seorang pandu digital berarti menjadi orang yang memahami penggunaan teknologi digital dan dapat menyebarkan ilmunya kepada orang lain, seperti bagaimana menghentikan hoax, disinfomasi, dan penipuan. Kemenkominfo berharap bahwa ibu-ibu bisa meningkatkan literasi digital paling tidak kepada anggota keluarganya.”
Lebih jauh ia menegaskan bahwa Pandu Digital memiliki program untuk mendampingi masyarakat agar usaha yang dijalankan dapat berkembang. “Untuk bisa berkembang, dibutuhkan upaya-upaya agar usaha tersebut lebih maju lagi. Salah satu fokus utama dari kampus UNU dan Pandu Digital adalah bagaimana agar usaha berjualan menggunakan teknologi digital semakin maju. Salah satu contohnya adalah memanfaatkan marketplace dalam berjualan online,” ucap Fauzan.
Safari Ramadan Literasi Digital telah berlangsung sejak 8 April dan berakhir pada tanggal 15 April 2023 secara offline. Kegiatan tersebut dikemas secara roadshow di berbagai masjid, universitas, hingga sekolah yang berada di tiga wilayah di Provinsi NTB, yaitu Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kota Mataram. Adapun target dari pelaksanaan kegiatan itu menjangkau 10.972 peserta.
Kegiatan Safari Ramadan Literasi Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo. Program Indonesia Makin Cakap Digital bertujuan untuk memberikan literasi mengenai teknologi digital kepada 50 juta masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.