Mempromosikan Indonesia Melalui Pameran “Beauty Professional 2016”

Industri kecantikan di Tanah Air terus menggeliat. Hal itu ditandai dengan makin banyaknya merek-merek kosmetik asing masuk Indonesia. Bahkan, menurut Euromonitor, pasar Asia—termasuk Indonesia--tetap sebagai penggerak utama untuk produk perawatan kulit. Adapun 80% dari pendapatan di sektor perawatan kulit dunia di 2019 akan berasal dari Asia, dengan China mengambil 75% dari total pertumbuhan regional. Indonesia diprediksi masuk ke dalam 10 besar pasar untuk produk perawatan kulit di tahun 2019. Indikasi lainnya adalah ramainya pengunjung sekaligus peserta pameran kecantikan di Tanah Air. Antara lain, pameran "Beauty Professional" yang sudah mulai digelar pada tahun 2015 lalu.

pameran kecantikan

Beauty Professional 2016, pameran industri kecantikan berskala internasional, tahun ini kembali digelar di Hall A, Jakarta Convention Center (JCC) pada 6 hingga 8 Agustus 2016. Pameran tersebut berfokus pada bisnis estetika, kecantikan, spa, dan perawatan rambut, dengan menghadirkan perusahaan-perusahaan industri kecantikan dari Indonesia, Korea, Jepang, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Turki. Berbagai produk serta tata cara perawatan kecantikan juga dipamerkan dan diperagakan kepada pasar bisnis kecantikan di Indonesia.

Diungkapkan Patricia Medina, Managing Director PT Indonesia Trade Exposition selaku penyelenggara pameran, “Melalui Beauty Professional 2016, kami berupaya menjadikan produk Indonesia sebagai produk unggulan. Di samping itu, pameran ini hadir untuk memenuhi permintaan pasar akan adanya lebih banyak pameran niaga di bidang industri kecantikan sehingga Indonesia berada pada satu tingkat yang sama dalam penerapan tren kecantikan dengan dunia internasional.”

Memasuki tahun kedua, Beauty Professional 2016 mengalami peningkatan 40% dari sisi jumlah eksibitor, yakni menjadi 112 perusahaan yang mewakili 300 merek dari dalam dan luar negeri. “Peningkatan eksibitor ini menguatkan keyakinan bahwa Beauty Professional menjelma menjadi platform yang tepat bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri kecantikan untuk memperkenalkan produk, teknologi, dan jasa perawatan kecantikan mereka,” lanjutnya.

Beauty Professional 2016, kata Patricia, dapat membantu para pelaku industri kecantikan mendapatkan mitra bisnis, memperluasa wawasan, serta mengertahui tren terkini di dunia kecantikan. “Bagi pemilik usaha kecantikan, distributor, perusahaan farmasi, institusi penelitian dan pengembangan, pemasok bahan dan pengemasan, pemilik salon, serta para profesional industri kecantikan perlu hadir untuk menyegarkan, meningkatkan, dan meningkatkan kualitas bisnis kecantikan mereka,” tegasnya.

Dalam rangkaian Beauty Professional 2016, digelar juga seminar dan workshop menarik tentang kecantikan. Termasuk, kompetisi spa terapis khusus spa dari Batak, hingga seminar anti-aging and aesthetics oleh ahli kecantikan ternama di dunia seperti Dr med Michael Klentze yang dihadirkan oleh Perdaweri dan PDGKI.

Dukungan untuk Beauty Professional 2016 disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti. Dalam sambutannya, Esthy Reko Astuti mengatakan, ”Pameran Beauty Professional Indonesia ini merupakan sinergi dengan program Kementerian Pariwisata, yakni sebagai ajang promosi dan pameran business to business di sektor estetika, kecantikan, rambut, dan spa yang menunjang pariwisata Indonesia.”

Melalui pameran itu, Esthy berharap, dapat meningkatkan kesadaran pasar lokal dan luar negeri terhadap kekayaan dan keragaman sumber daya Indonesia. “Pameran ini juga merupakan salah satu sarana untuk mempromosikan dan memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi MICE dan mempromosikan branding Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia,” tegasnya.

Selain dukungan dari Kementerian Pariwisata, Beauty Professional 2016 juga didukung oleh Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), Perhimpunan Dokter Anti Penuaan, Wellness, Estetik & Regeneratif Indonesia (PERDAWERI), PP Kosmetika Indonesia, WHEA dan Indonesia Spa Association (INSPA), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), dan Gabungan Importir Nasional Indonesia (GINSI).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)