Mengapa Diskusi (Antar Teman) Bisa Berubah Jadi Permusuhan?

 

 

Awal 1990-an, sekelompok kecil "penyangkal AIDS," termasuk seorang profesor dari Universitas California, Peter Duesberg, menentang kesepakatan para ahli medis bahwa virus human immunodeficiency (HIV) adalah penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Namun, para peneliti yang kukub dengan teori bahwa AIDS disebabkan oleh HIV terus melakukan penelitian. Hasilnya, tidak ada bukti yang mendukung keyakinan Duesberg.

Setelah peneliti menemukan HIV, dokter dan pejabat kesehatan masyarakat dapat menyelamatkan nyawa yang tak terhitung melalui tindakan yang ditujukan untuk mencegah penularannya. Masalah Duesberg berakhir begitu teori yang unik itu dikalahkan oleh penelitian. Dalam dunia ilmu pengetahuan, perdebatan semacam itu sering muncul.

Namun dalam kasus Duesberg, gagasan itu menarik perhatian seorang pemimpin nasional, dan berakibat fatal. Thabo Mbeki, saat itu Presiden Afrika Selatan, menangkap gagasan bahwa AIDS bukan disebabkan oleh virus tetapi oleh faktor lain, seperti gizi buruk dan kesehatan yang buruk, sehingga dia menolak tawaran obat dan bentuk bantuan lain untuk memerangi infeksi HIV di Afrika Selatan.

Pada pertengahan 2000-an, pemerintahnya mengalah. Tetapi kekukuhan pendirian dan kebijakan Mbeki pada penolakan AIDS berakhir dengan biaya yang harus dibayar mahal, bahkan dengan nyawa banyak orang. Menurut perkiraan dokter di Harvard School of Public Health, kekukuhan Mbeki itu megakibatkan lebih dari tiga ratus ribu jiwa dan kelahiran sekitar tiga puluh lima ribu anak dengan HIV-positif yang sejatinya infeksinya bisa dihindari. Mbeki, sampai hari ini, mengira dia sedang melakukan sesuatu yang benar, padahal salah.

Anda menjadi grup aplikasi percakapan seperti WhatApp? Bila iya, apa yang Anda rasakan saat ini, apakah bertambah akrab dengan anggota lain dalam grup tersebut atau sekarang berjarak. Kenapa? Hari-hari ini obrolan – apalagi bila melalui WhatApp -- kadang-kadang melelahkan, bahkan seringkali menjengkelkan, tidak hanya antara para ahli dan orang awam, tetapi juga di antara orang lain.

Jika di era sebelumnya orang kadang-kadang hormat secara berlebihan kepada para ahli, hari ini orang bisa saja hormat pada siapa saja. Sebaliknya juga bisa terjadi, saking seringnya berdebat misalnya, tak ada lagi batas antara yang ahli dan orang awam. Kelompok yang tergabung dalam aplikasi percakapan pada awalnya adalah untuk menjalin keakraban berubah menjadi perdebatan.

Perdebatan publik tentang semua hal sering berubah menjadi “peperangan”. Diskusi yang pada awalnya bertujuan mencari solusi, berubah menjadi perdebatan yang tujuannya adalah untuk membuat lawan debatnya menyerah dan mengaku kalah atau salah. Perbedaan opini memburuk menjadi debat yang tujuan utamanya adalah kemenangan dan fakta yang disodorkan ditujukan menyingkirkan fakta lain.

Dalam grup percakapan, ketika membicarakan sesuatu, semuanya seakan menjadi “ahli”. Tidak sepenuhnya salah. Bagaimana tidak, hari-hri ini orang terpapar oleh lebih banyak informasi daripada sebelumnya. Informasi itu disediakan dan dipermudah oleh teknologi.

Peningkatan dan kemudahan akses informasi harus diakui meningkatkan pengetahuan. Keuntungan-keuntungan kemasyarakatan ini, suaka atau tidak suka, membantu mendorong lonjakan egoisme intelektual yang narsistik, bahkan menyesatkan sehingga melumpuhkan perdebatan atas informasi yang disampaikan dalam grup tadi misalnya mengenai beberapa masalah.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)