News Trend

MENGAPA INDUSTRI INFLUENCER BUTUH ATURAN: STUDI TERBARU HARVARD

Namun, seiring dengan perkembangan yang pesat, muncul pula masalah yang signifikan. Industri ini berkembang di luar batasan regulasi atau pengawasan profesional. Kekurangan batasan ini membuka peluang untuk eksploitasi multidirectional.

Para pemasar, merek, influencer, dan perusahaan platform semuanya memiliki peluang untuk mengeksploitasi satu sama lain dengan berbagai tingkat kerugian. Platform berada di pucuk pimpinan, mampu mengontrol jenis konten yang diprioritaskan, tanpa mandat untuk transparansi. Merek bisa membayar dengan cara yang tidak dapat diprediksi dan tidak adil.

Pemasar bisa mengaburkan metrik, mendiskriminasi kreator, atau membiarkan aktor yang tidak bermoral masuk ke ruang kesepakatan, seperti yang terjadi pada musim pemilihan ketika super PAC dan kelompok aktivis menyewa influencer melalui pasar komersial. Kreator bisa salah menggambarkan diri mereka sendiri, keahlian mereka, dan urusan bisnis mereka.

Mungkin contoh yang paling mencolok dari ketidakjelasan dalam industri ini adalah kasus Chiara Ferragni, seorang influencer terkenal dengan hampir 30 juta pengikut di Instagram. Pada tahun 2022, dia mempromosikan kue Natal yang dibuat oleh perusahaan makanan Italia Balocco, dengan janji bahwa hasil penjualannya akan disumbangkan ke rumah sakit anak-anak.

Namun, setelah kampanye tersebut, tidak ada donasi yang dilakukan, yang menyebabkan otoritas antitrust Italia mendenda Ferragni dan Balocco masing-masing sebesar €1 juta dan €420,000. Kasus ini menyoroti betapa pentingnya transparansi dan kejelasan dalam kontrak dan kesepakatan antara influencer dan merek.

Dalam konteks ini, regulasi yang lebih ketat dan standar industri yang jelas sangat diperlukan. Prancis dan Inggris telah memimpin dengan memperkenalkan undang-undang transparansi yang dirancang untuk melindungi influencer, merek, dan konsumen.

Pada tahun 2023, Prancis mengesahkan undang-undang yang mengharuskan influencer untuk memiliki kontrak tertulis untuk setiap pembayaran atau hadiah dengan nilai tertentu dan harus jelas menyatakan jika sebuah postingan adalah iklan. Beberapa hal, seperti tembakau dan taruhan, dilarang untuk dipromosikan sama sekali.

Prancis juga memiliki aturan yang mengharuskan transparansi dalam drop shipping, sumber pendapatan populer bagi influencer.

Pada tahun 2021, Prancis mengesahkan undang-undang yang bertujuan untuk melindungi influencer anak seperti aktor dan model anak, mengatur jumlah jam kerja anak di bawah 16 tahun dalam seminggu, mengharuskan pendapatan mereka disimpan di rekening bank hingga usia 16 tahun, dan menjamin hak mereka untuk dilupakan—yang berarti platform harus menghormati permintaan mereka untuk menghapus konten.

Inggris adalah salah satu negara pertama yang menerapkan undang-undang periklanan kepada influencer. Sejak tahun 2008, ilegal bagi merek dan influencer untuk memposting konten berbayar tanpa disclaimer. Pada tahun 2022, Otoritas Kompetisi dan Pasar Inggris menerbitkan pedoman terkait iklan dan promosi berbayar oleh influencer, mengharuskan platform media sosial memberi pengguna alat untuk memberi label konten komersial.

Lembaga pemerintah dan kelompok pengawas bisa melakukan banyak hal. Industri influencer adalah kekuatan global, dan taruhannya bagi influencer bervariasi sesuai dengan hukum dan budaya lokal, nasional, dan regional. Pada akhirnya, penciptaan konten media sosial akan menjadi pekerjaan “biasa”—peran lain dalam lanskap media global kita yang terus berkembang.

Page: 1 2 3

Edhy Aruman

Edhy Aruman - Wartawan Utama (2868-PWI/WU/DP/VI/2012...), pernah menjadi redaktur di majalah SWA. Sebelum di Swa, Aruman pernah meniti karier kewartawanan di harian Jawa Pos, Berita Buana, majalah Prospek, Harian Republika dan editor eksekutif di Liputan 6 SCTV, sebelum pindah ke SWA (http://www.detik.com/berita/199902/990212-1319.html). Lulus S3 Komunikasi IPB, Redaktur Senior Majalah MIX, dosen PR FISIP UI, dosen riset STIKOM LSPR Jakarta, dan salah satu ketua BPP Perhumas periode 2011-2014.

Recent Posts

Buku Antologi Dongeng KGSB: Output, Outcome, dan Outtakes CSR Satkaara

MIX.co.id - Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB), sebagai program CSR dari agensi komunikasi Cetta Satkaara,…

2 days ago

Samsonite Kembali Gelar Kampanye Keberlanjutan “Luggage Trade-in”

MIX.co.id - Merek koper Samsonite kembali hadir dengan kampanye keberlanjutan, Luggage Trade-in. Program signature tahunan…

2 days ago

Baby Boomers dan Gen X pun Bisa Jadi TikTokers Inspiratif, Siapa Saja Mereka?

MIX.co.id - Siapa bilang TikTokers hanya dimonopoli oleh Gen-Z dan milenial? Faktanya, tak sedikit kreator…

2 days ago

CleveTap Luncurkan Product Experiences

MIX.co.id – Di lanskap aplikasi yang kompetitif saat ini, brand menghadapi tekanan untuk menyediakan pengalaman…

3 days ago

Agrinesia Raya Bagikan Wawasan Pasar Halal Indonesia ke Pelaku Bisnis Thailand

MIX.co.id – PT Agrinesia Raya berbagi wawasan dan pengalaman (sharing) kepada pelaku usaha Thailand dalam…

3 days ago

Wellous – Luna Maya Edukasi Pentingnya Nutrikosmetik Agar Kulit Lebih Sehat

MIX.co.id – Industri kosmetik dan perawatan kulit di Indonesia tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir.…

3 days ago